Translate

Iklan

Iklan

Mengenal Mesin Prosesing ( Pengawet Dari Tempurung Kelapa ) Dengan Teknik Pembuatan Arang

7/21/10, 15:28 WIB Last Updated 2013-12-08T19:19:46Z
Oleh : Ir. Sumarno, MP (Tim Ahli LSM Gempur)


Hasil uji alat prosesing asap cair tanpa tambahan bahan bakar (bahan baku sekaligus bahan bakar), dimana kapasitas produksi alat sebesar 20 kg tempurung kelapa kering menunjukkan hasil sebagaimana Tabel 1.


(Mesin ini Menggunakan metode terbuka/Bahan baku sekaligus bahan bakar)

Mekanisme kerja alat distilasi I penghasil asap cair I (cairan seperti ter) sangat sederhana, Tempurung kelapa kering sebesar 20 kg masuk ke tabung bahan baku dan diberi bakaran arang batok secukupnya pada posisi atasnya. Tabung bahan baku dinaikkan dan kemudian dikunci, maka proses produksi berjalan. Enam jam berikutnya produksi sudah didapat (tanpa blower).

Pembuatan asap cair dengan model teknik pembuatan arang, hanya mengandalkan beda tekanan udara dari tekanan tinggi ke rendah, sehingga udara dari bagian bawah (suhu rendah) secara perlahan bergerak meniup asap masuk ke pipa-pipa sublimasi dan asap akan berubah menjadi cairan.

Hasil produksi asap cair I sebagaimana Tabel 4, terlihat bahwa alat prosesing yang dilengkapi blower hasil produksinya hanya sebesar 4412,5 cc (selama 4 jam 30 menit). Alat prosesing tanpa blower produk yang dihasilkan jauh lebih tinggi yakni sebesar 6300 cc (selama 6 jam 26 menit). Fenomena ini menunjukkan bahwa asap yang terbentuk dari proses pembuatan arang, bila dihembuskan udara kencang asap lebih banyak terbuang dan sebagian kecil mengalami sublimasi menjadi cairan ter (tidak efisien).

Atas dasar uraian di atas dan informasi lainnya, alat prosesing asap cair I tanpa blower adalah merupakan alat yang lebih efisien dibanding alat prosesing lainnya. Alat rancang ini sudah tanpa bantuan energi luar sama sekali dan aman dari ledakan. Selain itu harga jualnya jauh lebih murah, alat distilasi I dan II yang telah disempurnakan harga jualnya hanya sekitar Rp 5.000.000,– sampai dengan Rp 6.000.000,– per unitnya.Ditinjau dari segi kemampuan produktivitas, bila alat prosesing asap cair lainnya dalam 100 kg tempurung kelapa kering hanya mampu menghasilkan 25 liter asap cair. Alat distilasi I di atas, dalam 100 kg bahan baku akan diperoleh asap cair sekitar 32 liter dan arang aktif (arang batok) sebanyak 21,75 kg.

Keunggulan alat diatas juga bisa diaplikasikan untuk memproduksi “BIO ETANOL”. (Jika pemanasnya/suhunya secara otomatis diatur sekitar 60-80 derajat celcius).
Apabila dilengkapi dengan sistem pembuang gas karbon, maka pembuatan BIO ETANOL yang berbahan baku, bahan yang mengandung karbon cukup tinggi, maka dapat memproduksi Bio Etanol berwarna cerah (bening), dengan artian kadar karbonnya bisa dihilangkan. Misalnya; Bio Etanol yang diproses dari bahan baku tetes tebu (detilasinya harus ada system pembuang gas karbon).
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Mengenal Mesin Prosesing ( Pengawet Dari Tempurung Kelapa ) Dengan Teknik Pembuatan Arang

Terkini

Close x