Translate

Iklan

Iklan

Tuntut Keadilan; Buruh PDP Jember Adukan Nasipnya ke Presiden SBY

4/07/11, 14:05 WIB Last Updated 2011-04-09T07:32:55Z

“Kamu besok berhenti!”. Itulah ironi 1 Mei 2008 yang dialami Sabar. Saat para buruh di seluruh dunia memperjuangkan nasibnya. Di “Hari Besar” itu menjadi hari “kematian kecil” bagi Sabar.

Sabar yang dilahirkan dan tumbuh besar ditengah-tengah keluarga buruh Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Jember di Sumberwadung. Bagai buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Sabar mewarisi dan “meneruskan” pekerjaan orangtuanya. Bahkan, sebelum secara resmi ia memulai pekerjaan sebagai buruh pada 1987.

Sejak kecil ia telah akrab dengan getah karet. “Sejak masih anak-anak saya ikut orangtua menyadap karet,” kenang Sabar. Setelah 20 tahun lebih bekerja sebagai buruh sadap karet, kemudian “dinaikkan statusnya” dengan diangkat sebagai petugas keamanan pada tahun 2007.

Perkebunan Sumberwadung merupakan peninggalan Belanda yang kemudian dinasionalisasi pada 1968. Namun apa yang dipraktikkan pada masa colonial diteruskan sampai hari ini. Dalam kaitan dengan buruh, alat represif perusahaan sebelum dan sesudah nasionalisasi tetaplah sama. Ancaman diberhentikan sewaktu-waktu akan menjadi momok yang menakutkan bagi buruh.

Semenjak perkenalannya dengan Sketsa, sebuah LSM yang bergerak di bidang pendidikan dan advokasi hak-hak buruh pada 1999, menimbulkan kesadaran bagi Sabar dan buruh lainnya akan ketidakadilan yang menimpanya. Buah kesadaran tunggal, menjadi kolektif semenjak didirikannya Serikat Buruh untuk Kemakmuran (Serbuk). Sampai akhirnya Sabar mendirikan sendiri Serikat Buruh Merdeka (SBM).

Sabar pun kemudian menjadi buruh yang vocal, selalu menyerukan ketidakadilan di Perkebunan seperti mempersoalkan tidak diangkatnya menjadi karyawan tetap bagi buruh yang puluhan tahun sudah bekerja, upah yang rendah, tidak-adanya biaya perawatan apabila buruh mengalami kecelakaan kerja, buruh lepas yang tidak diikutkan dalam Jamsostek, dan pelanggaran hak-hak buruh perempuan seperti cuti haid dan hamil. (eros)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Tuntut Keadilan; Buruh PDP Jember Adukan Nasipnya ke Presiden SBY

Terkini

Close x