Banyuwangi, Gempur
- Efek lain dari dugaan Insubordinasi (tidak patuh/melawan kebijakan pimpinan)
yang dilakukan ketua pengurus cabang PGRI Genteng, Drs. Sunardi, MM, MPd, alias
Dalejo, mengundang reaksi keras dalam bentuk mosi tidak percaya.
Klimaksnya, Kamis (19/1/12) lalu, digelar Rapat Luar
Biasa atau KLB dikantor UPTD Pendidikan Genteng yang difasilitasi oleh Pengurus
Kabupaten PGRI Banyuwangi. Dalam KLB yang dihadiri pengurus cabang dan ranting
Genteng, secara aklamasi terpilih Drs. Widianto HW, SH, MHum, MM, sebagai
nahkoda baru kepengurusan PC PGRI Genteng, menggantikan Sunardi alias Dalejo.
Sedangkan kabinet intinya, masih dipercayakan kepada
pengurus lama. Antara lain sebagai sekretaris tetap Drs. Wahid Lestiyono, MM,
wakil ketua Drs. Sugeng, MM dan bendahara Endang Tri Murdaningsih, MPd. Dalam
kesempatan terpisah, sekretaris Wahid Lestiyono, menyatakan, bahwa Rapat Luar
Biasa tersebut sifatnya Reshuffle. “Jadi semacam tambal sulam begitu mas.
Pengurus baru ini juga tetap melanjutkan periode tahun 2010 hingga 2015,”
jelasnya.
Jajaran pengurus maupun anggota PC PGRI Genteng berharap,
nahkoda baru tersebut mampu memposisikan diri sebagai motor penggerak dan
diharapkan PGRI Genteng mampu berkiprah lebih aktif dan pro aktif dalam koridor
positif di semua lini. Khususnya untuk kepentingan lembaga pendidikan sebagai
basic organisasi ini.
Sementara ketua PC PGRI Genteng terpilih, Widianto HW,
menegaskan komitmen jangka pendeknya, bahwa PGRI Genteng akan turut serta
meningkatkan kualitas guru. “Itu keinginan kami bersama pengurus yang akan
menyelesaikan sisa waktu periode 2012 sampai 2015,” ungkap pria berkumis tebal
yang juga salah satu dosen di STAI Ibrahimy Genteng, itu.
Terkait Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dari mantan
ketua PC PGRI Genteng, Drs. Sunardi, MM, M.Pd, yang belum disampaikan, kandidat
doctor di Universitas Bandung itu, menegaskan bahwa pelaksanaan dan
permasalahan LPJ itu adalah mekanisme organisasi. “Bagaimanapun, yang namanya
organisasi harus ada pertanggung jawaban kepada pengurus secara lengkap. Karena
itulah, konsekwensi secara organisatoris,” paparnya. (Tim Bwi)