Holidi |
Holidi (24) Warga Dusun Krajan Lor RT 01 RW 16 Desa Yosorati
Kecamatan Sumber Baru, mengatakan dirinyalah yang selama ini mendata
warga lingkungannya yang selama ini masih banyak yang tidak mempunyai KK.
Menurutnya, factor ekonomi yang pas-pasan menjadi penyebab kenapa dulu mereka
enggan mengurus KK. Pada saat ada kebijakan
gratislah baru mengurusnya.
Hampir satu Rukun Warga (RW) 16 dusun krajan lor tidak memiliki
identitas tersebut. Dari hasil kerjanya itu, Holidi menemukan 80 kepala
keluarga yang belum memiliki dokumen tersebut. "Saya hanya menginginkan
tetangga saya mempunyai KK, saya iklas membantu mas,” ucapnya saat di temui Majalah
Gempur kamis, (12/1) di rumahnya.
Holidi juga menyayangkan tingginya biaya kepengurusan KK di
desanya, “disini itu rata rata membayar 35 ribu bahkan ada yang mencapai hingga
50 ribu per KK, apa yang akan di buat membayar, untuk makan saja susah mas'' keluhnya.
Kemudian bersama seorang temannya, Holidi berinisiatif untuk
membantu warga menguruskan dokumen tersebut ke Dispenduk capil. Saat ada program
KK dan KTP gratis inilah , Holidi melakukan pendataan, kemudian mengurus
kelengkapan administrasi ditingkat desa dan kecamatan. Ia mengaku, dari
upayanya itu dirinya tidak memungut biaya sepeserpun kepada warga.
Usaha Holidi tidak sia-sia, pihak pemerintah desa setempat sangat
mendukung. Terbukti Kades Yosorati Syaiful Anwar mengeluarkan rekomendasi untuk
diteruskan ke pihak kecamatan. Namun sayang dukungan pemdes tersebut tidak
gayung bersambut dengan pihak Dispendukcapil Jember. Dari keterangan Holidi,
berkas pengajuan sejumlah 80 KK yang ia serahkan ke Dispendukcapil kepada petugas
yang bernama Astri M Ningtyas, pada tanggal 30 Desember 2011 sampai hari ini, Kamis (12/1),
berkas tersebut tak kunjung selesai.
“Saat saya tanyakan katanya masih disuruh menunggu satu minggu
lagi, Padahal kalau melalui jasa dengan membayar biaya sebesar 35 ribu sampai
50 ribu tiga hari selesai, apakah karena saya tidak membayar sehingga harus
menunggu lama ,'' terang Holidi dengan nada kesal.