Translate

Iklan

Iklan

Polres Muncar Garap Bidang Pendidikan

3/01/12, 21:18 WIB Last Updated 2012-03-02T14:18:51Z

Banyuwangi, Majalah-gempur.blogspot.com Pengejawantahan jargon Polisi Desa (Poldes) ‘Njogo Deso Mbangun Deso’ ternyata tidak harus dalam bentuk ‘Sengonisasi dan Pepayanisasi’ sebagaimana upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Seperti yang direalisasikan Poldes jajaran Polsek Muncar, justru yang dilakukan adalah bentuk pendekatan kepada masyarakat dengan cara terlibat langsung dalam dunia edukasi (pendidikan,Red). Hal itu mengacu pada aspek kultur yang secara geografis memang tidak memungkinkan untuk melaksanakan program ‘Sengonisasi dan Pepayanisasi’.

              
Menurut Kapolsek Muncar, Kamis (1/3) Kompol H. Mustaqim, pihaknya mau tidak mau mencari celah dengan salah satu terobosan menerjunkan anggotanya yang sudah berlabel ‘Poldes’ tersebut ke sekolah-sekolah dasar. “Jadi kami bekerja sama dengan UPTD Pendidikan Kecamatan Muncar, untuk program Poldes Edukasi ini. Artinya, cara njogo deso dan mbangun deso, kami wujudkan dalam bentuk memberikan pendidikan kepada siswa-siswi SD tentang ilmu kepolisian,” bebernya kepada media ini.
               
Tekhnisnya, UPTD Pendidikan setempat yang menunjuk di SD mana yang harus diberikan ilmu-ilmu kepolisian dimaksud. “Durasi waktunya tiap hari Senin, satu jam pertama sebelum mata pelajaran formil diajarkan oleh guru-guru SD yang kita berikan pendidikan ilmu kepolisian. Antara lain, pengenalan lalu lintas, disiplin baris berbaris (PBB,Red) dan lain-lainnya yang mutlak perlu diberikan sejak dini,” urai Kompol H. Mustaqim, yang pernah menjabat sebagai Kasat Intelkam Polres Jember, itu.
               
Dikatakan oleh Mustaqim, bahwa cara menjaga dan membangunan desa (masyarakat,Red) ala edukasi tersebut merupakan pondasi untuk generasi muda kedepan. “Tentu kami juga tetap ikut serta dalam pemberdayaan ekonomi namun dengan cara lain. Yaitu terlibat praktis dalam pembagian air kepada petani dikala musim kemarau yang rawan dengan masalah,” ungkap perwira asal Lamongan, tersebut.
               
Menjadi Kapolsek dengan jumlah penduduk 130 ribu jiwa yang nota bene terbanyak diantara 23 kecamatan lainnya, tentu membutuhkan jiwa kepemimpinan yang tangguh dan mumpuni. Selain menerjunkan anggotanya sebagai Poldes, perwira berkumis yang dikenal ramah dengan kalangan jurnalis itu menerapkan pola kerjanya di sepuluh desa wilayah kecamatan Muncar, dengan istilah desa binaan, desa sentuhan dan desa pantauan.
               
Tiga desa yang masuk binaan antara lain, desa Kedungrejo, desa Tembokrejo dan desa Sumberberas. “Dari sepuluh desa diwilayah Muncar, tiga desa tersebut tergolong rawan dan paling tinggi tingkat konflik serta tindak kriminalnya.Sehingga di tiga desa ini Poldes maupun anggota kita siagakan 24 jam,” beber Mustaqim, lagi.
               
Sedangkan tujuh desa lainnya, oleh Kapolsek pendiri sebuah yayasan yang bergerak dibidang pendidikan dibawah naungan Kemenag di desa Bomo, kecamatan Rogojampi, itu dimasukkan kedalam desa sentuhan dan desa pantauan. “Sifatnya kita terjunkan secara insidentil, dalam tanda kutip jika ada yang perlu dikerjakan barulah kita turunkan anggota ke desa dimaksud,” pungkasnya. (Hakim Said&Agus Wahyudi)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Polres Muncar Garap Bidang Pendidikan

Terkini

Close x