Banyuwangi, MAJALAH-GEMPUR.COM. Intensitas
kunjungan dan silaturahminya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD kesejumlah
daerah ditengarai sebagai bagian dari agenda tersembunyi menuju kursi Capres
maupun Cawapres.
Namun orang nomor satu di MK ini tak mau menanggapi rumor tersebut, Bahkan mahtan
kepercayaan Gus Dur, sapaan Almarhum KH Abdurahman Wahid meminta semua pihak
tidak berbicara mengenai figur Capres dan Cawapres terlebih dahulu apalagi
memasukkan namanya kedalam bursa Capres-cawapres.
"Kita tidak usah berbicara figur dulu, apalagi memasukkan nama saya
dalam bursa Capres maupun Cawapres," Ujar ketua MK,
Prof. Mahfud MD kepada sejumlah media ketika hendak meninggalkan hotel AJM
Genteng, usai menjadi narasumber sarasehan dengan Ikatan Alumni
Universitas Islam Indonesia (IKA UII) Jogjakarta, Jumat siang lalu di (14/9) hotel
AJM Genteng Banyuwangi Jawa Timur.
Profesor ahli hukum tata negara kelahiran Madura itu menekankan pentingnya mempersiapkan
sistem pemilu yang bagus dan lebih bersih. Jika sistemnya bagus, insya Alloh
akan menghasilkan pemimpin yang bagus pula. Jadi pemilu Capres dan Cawapres
tidak lagi semata-mata ditentukan dengan uang," jelasnya.
Namun disatu sisi, Mahfud, juga tidak menampik adanya politik uang.
Contohnya, masyarakat Indonesia selalu berharap-harap ajang pemilu apapun di
era kekinian dinilai sebagai hal yang bisa menguntungkan. "Serangan subuh
atau serangan fajar dalam setiap kali pemilu diharapkan oleh masyarakat
kita," bebernya.
Untuk itu, Mahfud, mengajak semua pihak menginventarisir dan melakukan
analisis masalaha-masalah bangsa Indonesia secara menyeluruh. "Ketika tahu
masalahnya, pasti nanti bakal ketemu dengan figur yang cocok guna menyelesaikan
masalah-masalah bangsa tersebut. Sementara ini, sebaiknya jangan menyebut figur
dulu," tandasnya.
Hal senada disampaikan oleh H. Ibnu Farouq, SH, MHum, Farouq yang juga
menjadi moderator dalam sarasehan tersebut menyatakan ketidakrelaannya jika
Mahfud MD maju dalam bursa Capres maupun Cawapres mendatang. "Eman-eman
modal bersih beliau, karena bagaimanapun pasti bakal habis terkena efek money
politik jika terjun dalam Pilpres”. Urai doktor ilmu hukum yang juga asal
Madura itu.
“Mengingat sekian banyak tim suksesnya diseluruh wilayah Indonesia,
siapa yang dapat mengontrol dan mengawasi untuk tidak melakukan money politik
?!," pungkas rekan seangkatan Mahfud MD, semasa di UII Jogjakarta tersebut.