Relawan PMI Jember bagikan masker |
Gunung dengan tinggi 3.332 meter yang menaungi
3 Kabupaten, yaitu Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi tersebut sempat
menyemburkan pijaran api yang terlihat oleh warga Desa gunung malang. Untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan Bupati Jember, MZA Djalal, turun
langsung menuju lokasi 3 desa tersebut, sekaligus mendengarkan penjelasan dari
tim Badan Kemetrologian dan Geofisika (BMKG).
Untuk status gunung raung sendiri juga telah
di tingkatkan dari level II (Waspada) menjadi status siaga (level III). Penjelasan
ini tentang status gunung raung sendiri di lakukan oleh pihak BMKG bersama
Bakesbangpol & Linmas, PMI Jember, dan beberapa pejabat SKPD, termasuk
Polres jember dan Dandim 0824 di pendopo Kecamatan Sumberjambe, (30/10).
Menurut Agus Suharyadi, Tim BMKG, bahwa mulai
dari kemarin aktivitas gunung raung meningkat dengan sedikitnya mengeluarkan 25
kali getaran vulkanik dalam sehari. Padahal, menurutnya dalam status normal
untuk 25 kali getaran vulkanik gunung aktif adalah getaran yang dikeluarkan
dalam sebulan. Bahkan menurut beberapa warga gunung pasang, gunung raung juga
telah mengeluarkan semburan api ke atas beberapa kali, serta hujan abu, meski
tidak seberapa banyak volumenya.
BMKG sendiri, lanjutnya, telah membangun
posko pantau aktivitas gunung raung di 3 titik, yaitu Ledokombo, Kalibaru, dan
di gunung melalu, Kec. Sukun, Bondowoso. Tiga pos pantau tersebut telah
dilengkapi oleh alat seismograf dan Geografica Position System (GPS).
Tiga alat ini, ungkapnya, akan di gunakan
untuk mengukur terjadinya getaran perut bumi serta mengukur kemiringan tanah.
“gunung yang akan meletus pada kebiasaannya akan terjadi pengembangan pada
struktur tanah.untuk itu, kita pasang GPS untuk mengetahui akvitas yang ada di
dalam gunung tersebut”, jelasnya.
Sama seperti yang dikatakan oleh, Abdul Rauf
(Pak Rho), 46 tahun, warga gunung pasang yang mendapatkan pembagian masker dari
PMI Jember, bahwa beberapa waktu, tepatnya kemarin malam, senin, (29/10),
gunung raung sendiri telah mengeluarkan semburan api keatas dan sedikit hujan
abu. Untuk hujan abu sendiri, lanjutnya, hingga hari ini masih sering terjadi.
“berik malem pak, gunung neka nyeburaki apoi pak, padheng e’kantoh pak (kemarin
malam gunung itu menyebukan api pak, kelihatan dari sini pak.red)”, jelasnya
kepada beberapa wartawan.