Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Kegembiraan Petani tebu PTPN XI Pabrik Gula Semboro tak
terbendung lagi. Pasalnya paska dihapusnya profit sharing, penghasilan petani meningkat
tajam.
Sedangkan harga tetes Rp. 1.205. Dengan rincian
uang muka Rp. 600/liter dan tambahannya sebesar Rp. 605/liter. Sementara di PG
lain harganya ada yang lebih Rp. 1.300/leternya. (Eros/rus/yond/rud)
Kegembiraan ini tercermin
dari raut wajah petani tebu usai menerima buku rekening Bank BRI di gedung Pemuda
dan Olahraga (Poras) Pabrik Gula (PG) Semboro Jember Jawa Timur yang dimulai sejak
Senin 17 Desember dan rencananya akan diakhiri 21 Desember 2012.
Bank BRI, menurut FO Founding
Officer Yogi akan menggelontorkan dana sharing sekitar 55 milyar (Info sumber Gempur menyebutkan masih akan ada
tambahan lagi sebesar 10 milyar: red) untuk melayani sekitar 2085 petani tebu
Besarnya dana milik petani
yang diterima pertama kali melalui Bank BRI ini, karena adanya perlawanan
petani tebu agar sistim ini dicabut sehingga pada tahun 2012 Menteri BUMN,
Dahlan Iskan mengeluarkan kebijakan untuk menghapus sistim profit sharing ini.
Karena sistim profit
sharing di PTPN XI yang sudahg berlaku sejak tahun 2002 sampai tahun 2011 menurut
ketua Paguyupan Petani Tebu Rakyat (PPTR) M. Ali Fikri dianggap tidak
mencerminkan rasa keadilan, karena dengan system tersebut, petanilah yang sangat
dirugikan.
Pasalnya selisih dana
talangan dengan harga lelang, harus dipotong sebesar 40% oleh investor sementara
petani tebu hanya menerima 60%. Namun semenjak dihapusnya sistim profit sharing
ini, petani dapat menikmati semua (100 %) selisih lelang tersebut.
Dengan dihapusnya sistem ini,
pendapatan petani meningkat tajam. bahkan ada petani yang pendapatannya naik sampai
mencapai 400%. Seperti yang diungkan Wawan, menurut warga Tegalwangi Umbulsari ini
bahwa dirinya kaget dan hampir tidak percaya dengan besarnya dana sharing yang
diterimanya.
Biasanya ditahun
sebelumnya dari lahan 3 petak, dirinya hanya mendapatkan dana sharing 1 juta,
sekarang dapat 4,5 juta rupiah. “Baru kali ini mas, saya mendapatkan hasil yang
sangat memuaskan, Pokoknya petani se Indonesia Rasa, joyo semua mas” ungkapnya
Hal senada disampaikan H
Erik, warga Tanggul ini mengaku keuntungannya berlipat-lipat, dari lahan 1
hektar yang sebelumnya terkadang pas-pasan, kalaupun untung hanya sedikit
sekali, tapi sekarang keuntungannya bisa mencapai 27 juta/ha.
Pasalnya disamping rendemen
bagus minimal 7%, besarnya dana talangan Rp. 8.100/kg, dana tambahannyapun
mencapai Rp.2000/kg lebih, hanya harga tetes saja yang masih dianggap belum
transparan.
“Namun demikian, saya sangat
senang dengan dihapusnya profit sharing ini. Saya berharap kebijakan ini tetap
dipertahankan, sehingga petani tebu dapan semangkin sejahtera. Harapnya
Menurut informasi yang
dihimpun Gempur bahwa besarnya dana talangan gula tahun ini Rp. 8.100/kg
sedangkan silisih lelang sebesar Rp 2.187/kg
sehingga total yang diterima Rp. 10.287/kg.