Translate

Iklan

Iklan

Isu Syi’ah Di Puger Jember, Kembali Memanas

1/16/13, 23:00 WIB Last Updated 2013-01-17T15:17:18Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.  Situasi Di Kecamatan Puger Kabupaten Jember Jawa Timur, kembali memanas. Hal ini dipicu adanya rencana kegiatan Maulud Nabi yang akan digelar Ponpes Darus Sholihin.

Warga meminta kegiatan dalam rangka peringatan maulud Nabi Muhammad SAW di Pondok pesantren Darus Sholihin yang dianggap beraliran Syiah ini ditiadakan.

Akibatnya massa dari masing-masing kelompok tetap mempertahankan diri. Berbekal alat seadanya seperti bambu, kayu dan batu serta senjata tajam, ratusan massa hingga berita ini diturunkan masih berjaga-jaga dilokasi masing-masing.

Meski ada insiden kecil, perusakan toko salah-satu habib pendukung Habib Ali, namun situasi masih dapat dikendalikan oleh fihak keamanan, sehingga tidak sampai terjadi bentrok massal antara dua kubu tersebut.


Hal ini juga berkat adanya pendekatan Ketua NU Jember, Gus A’ap dan NU Kencong Gus Yak yang didampingi Muspida, ke warga yang berkumpul di Mushollah Ustadz Fauzi. Hal yang sama juga dilakukan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Asri Jember, Gus Syaif kepada pendukung Habib Ali di Masjid Darus Sholihin.

“Demi alasan keamanan, dalam rapat koordinasi yang dipimpin Bakesbangpol dan disaksikan Muspida  sebenarnya sudah diputuskan dan disepakati bahwa, Ponpes Darus Sholihin Desa Puger Kulon, tidak boleh menggelar kegiatan yang mengundang kerawanan dan konflik social.

Namun Ponpes darus sholihin, masih tetap diperbolehkan melaksanakan kegiatan keagamaan sesuai dengan rencana, namun hanya dapat dilaksanakan di internal pondok pesantren.

Hal ini dibenarkan Kapolres Jember, AKBP Jayadi saat diwawancarai MAJALAH-GEMPUR.Com . Rabo, (16/1) di Mapolsek Puger. Menurut Jayadi Demi alasan keamanan, konvai, arak-arakan, dan segala macam bentuk komunikasi masa baik keliling maupun dilapangan terbuka yang mengundang kerawanan dan konflik social dilarang.

Menurut Kapolres “Sesuai dengan Fatwa MUI kabupaten Jember, Syi’ah di Kabupaten Jember kan dinyatakan sesat, kami bersama muspida mengadakan rapat di DPR. “Didalam rapat itu disepakati, Habib Ali yang dulu berdasarkan fatwa MUI tersebut dikatakan Syi'ah, menyatakan permohonan maaf, dan Habib Ali menyatakan penyesalannya dan tidak akan mengajarkan aliran Syiah lagi. artinya klir, sudah tidak ada permasalahan.

Nah belakangan, kelompok yang dari sunni menginginkan kegiatan maulit Nabi itu ditiadakan, terutama terkait dengan arak-arakan (pawai obor). Kita fasilitasi kedua kelompok ini, Harapan kami jangan sampai kedua kelompok ini (Kelompok Habib Ali dan kelompok Ustads Fauzi terjadi benturan) sehingga menimbulkan konflik terbuka.

Nah tadi ada beberapa orang yang memberikan profokasi, salah satu kelompok menginginkan Habib ali ini dipindahkan dari Puger, tentu ini tidak bisa serta merta, kami sebagai alat negara harus memberikan perlindungan kepada semua komponen yang ada di negeri ini, karena kita yakin kita tau, negeri ini adalah negeri yang demokratis. 

Sebenarnya sudah berulang kali kami melakukan pertemuan dari kelompok Syiah maupun dari kelompok Sunni. Harapannya adalah masing-masing menahan diri. Kami akan mengundang kedua belah fihak termasuk para kiai dan kelompok-kelompok yang lain dari Setick holder bagaimana mencari Win-win Sulotion. karena bukan tugas dari Polisi dan TNI saja melainkan tugas kita semuanya untuk menyelesaikan persoalan ini. Untuk itu akan kami bicarakan lagi melalui forum yang lebih detail lagi seperti dengan MUI NU, Muhammadiyah dan berbagai fihak terkait.

Untuk menghindari kemungkinan yang terjadi, terdapat ratusan kamanan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Ada sekitar 400 personil yang disiagagan baik dari Polri maupun TNI (Batalion 509 Jember dan Batalion 527 Lumajang). Hal ini dibenarkan oleh Dandim, Tri Rana Subekti  “Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi TNI bukan hanya perang tapi kami juga akan memberikan perbantuan baik kepada pemerintah daerah maupun Kepolisian” tegasnya.

Menanggapi aksi massa ini Pengurus Ponpes Darus Sholihin, Ustad Abdul Rohim, mengatakan bahwa aksi ini merupakan kerugian kita bersama dan kerugian seluruh Umat Islam, karena umat Islam itu bersaudara.Kalau memang ada permasalahan, kenapa tidak adanya musyawarah, bukankah kita ini Tuhanya sama yaitu (ALLAH SWT), Nabi nya, Nabi Muhammad SWT, Sholatnya juga 5 Waktu dan Puasanya juga di bulan Rhomadon.

Untuk itu harapan saya aksi masa ini, aksi masa yang terakhir, karena kita hidup berdampingan bersama dan bersaudara, hidup rukun dan damai kembali seperti yang selama ini kita rasakan.Syiah itu tidak benar, karena terkait itu sudah selesai di Gedung DPR besama, MUI, Muspida dan pihak terkait yang sudah ada kesepakatan, dan ditandatangani oleh Habib Ali.

Kami mengginkan MUI serta pihak lain yang menganggap kami melenceng dari ajaran, beri kami petunjuk dan bimbingan kepada santri dan dialok dengan jamaah di Pondok ini. Sesuai dengan janji dan kesepakatan sebelumnya, akan tetapi selama ini tidak pernah ada bimbingan dari pihak terkait. Mestinya Ulama datang untuk medamaikan, bersilahturohim Insya allah kejadian bentrok ini tidak pernah akan ada. Harapnya. (Edw)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Isu Syi’ah Di Puger Jember, Kembali Memanas

Terkini

Close x