Translate

Iklan

Iklan

Jadi Korban Diskriminasi, Orang Tua Murid Datangi SMKN 3 Jember.

1/22/13, 17:00 WIB Last Updated 2013-12-08T19:28:49Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Orang tua murid dan putranya yang dipaksa jadi korban diskriminasi oleh SMKN Negeri 3 Jember, Datangi Sekolah. Mereka menuntut agar anaknya diperlakukan adil.


Jika putranya bersama ke 3 teman nya dianggap salah dan harus diberhentikan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, tapi kalau emang masih mau dibina ke empat siswa harus diberi kesempatan yang sama.

Jangan tebang pilih, 3 siswa disuruh mengundurkan diri, Sementara yang 1 orang siswa yang informasinya putra pejabat Pemkab Jember tidak tidak dikeluarkan. “Terus terang gara-gara pemberhentian ini, putranya dan kedua temannya sampai sekarang tidak bisa bersekolah, kasian mereka”.

Demikian Keluh orang tua murid MI, H. Suhri kepada sejumlah media, usai ditemui Kepala Sekoah SMK 3 Selasa (22/1). Menurut Suhri bahwa pertemuannya tadi bersama Kepala Sekolah, Bambang Irianto belum mendapatkan hasil sama sekali. “Besuk Rabo (23/1) kami bersama anak saya masih disuruh sekolah lagi kembali”. Tuturnya

Namun jika besuk masih belum mendapat titik temu, dirinya akan mengadukan persoalan ini kepada Dinas Pendidikan dan Bupati Jember terkait persolan ini. Tambahnya.

Sementara MI saat diwawancari beberapa media mengatakan bahwa dirinya sangat menyesal atas perbuatan tersebut dan tidak akan mengulangi lagi. Untuk itu dirinya meminta agar sekolah mau memberi kesempatan kepada dirinya agar dapat diterima kembali disekolah tersebut.

Pemberhentian ini lantaran ke 4 siswa ini telah memakai Pil Dexstro pada 18 Desember tahun lalu, Namun hanya ketiga siswa kelas X ini dipaksa mengundurkan diri dengan cara orang tua siswa disuruh menandatangani surat pengunduran yang dibuat oleh sekolah. Sementara satu siswa yang justru menjadi otak dari aksi tersebut tetap bersekolah.

Berdasarkan pantauan MAJALAH-GEMPUR.Com bahwa usai pertemuan dengan kepala sekolah, orang tua bersama anak korban disuruh pulang lewat pintu belakang. Sementara Kepala sekolah terkesan menghindar dari wartawan. “Bapak Kepala Sekolah masih rapat, saya tidak berani mengganggu” Ujar Ka TU Watik.

Menurut Sumber Gempur bahwa Kejadian ini bermula pada Hari Selasa 18 Desember 2012, saat tidak ada pelajaran habis Ulangan semester pertama, siswi yang bernama Ss menelpun Siswi yang lain Es, ingin ketemuan dengan St, karena pikiranya lagi galau, tak lama MI datang ke rumah Es begitu juga Ss datang, St dan MI disuruh Ss beli obat kuning kecil-kecil (Dextro), di beri uang Rb 10.000;

Tak menunggu lama datang lah St sambil membawa obat yang dimaksut, akhirnya obat diberikan ke Ss dan dibagikan  ke yang lainya untuk diminum, untuk mengobat hati yang lagi galau ucap Es menirukan Ucapan Ss,

Ke esukan harinya Rabu (19/12)2012, Ss memberitahukan info kepada Es kalau Pak Haris tau apa telah dilakukan kemarin, Bu Wahyu (BK), Menyuruh kami untuk memanggil orang tua, dengan rasa takut Es menangis dihampirilah oleh Ss, udah jangan takut kita pakai orang tua palsu saja, cari tukang ojek, karena MI orang tua nya lagi ngurus passport, akhirnya MI cari orang tua palsu juga, tak berselang lama rapat urung karena ketahuan kedoknya ternyata ketahuhan.

Yang akhirnya kesemuanya berusaha mendatangkan orang tua nya sendiri yang asli, Orang tua Ss datang lebih dulu disusul orang tua St dengan Ibunya, rapat dimulai berselang beberapa menit orang tua Es dan Orang tua MI datang juga.

Namun karena dianggap terlambat, tidak diperbolekan masuk di ruang kepala sekolah, oleh Bu Wahyu (BK), di ruang BK itu lah kami disuruh membuat surat pengunduran diri, sebelum sekolah mengeluarkan. Karena kami tidak mau menulis akhirnya hanya tandatangan saja. Tutur H.suhri.

Sebelumnya kami sudah minta maaf atas kesalahan putra kami, kalau memang tidak dimaafkan kami akan berbuat apa, dan kami dapat keterangan dari Bu Wahyu kalau ke Empat Siswa itu dikeluarkan semua, begitupun juga orang tua nya Es mendapat keterangan yang sama dari kepala sekolah kalau ke empat siwanya itu dapat sangsi agar mengudurkan diri dari sekolah.

Beberapa hari kemudian tepatnya pada Hari Senin (21/1), ada informasi melalui foto bahwa Ss, yang sebelum nya juga melakukan hal yang sama ternyata tidak mendapatkan sanksi. Ujar Pak H. Suhri. (Edw/Eros/Yond)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Jadi Korban Diskriminasi, Orang Tua Murid Datangi SMKN 3 Jember.

Terkini

Close x