Translate

Iklan

Iklan

Keluarga Ponpes Darus Sholihin Puger, Inginkan Kedamaian

1/18/13, 23:58 WIB Last Updated 2013-01-19T17:17:46Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Saya ingin Jember ini kondusif, kita sama-sama mengingginkan kondisi di Puger Jember Jawa Timur seperti yang dahulu yang penuh dengan kedamaian dan penuh persahabatan.

Kami tak ingin ada pihak-pihak yang  mengusik kedamaian khususnya di Puger. Kita ingin menekankan dan mengedepankan rasa persaudaran, jangan sekali-kali mengedepankan kekerasan yang hanya memperkeruh persoalan dan tak menyelesaikan masalah bahkan tambah membuat masalah

Demikian ungkap Ketua Penyelenggara Maulud Nabi Muhammad SAW Habib  Isa, Jumat (18/1) saat konpresi pers Di Pondok Pesantren Darus Sholihin Puger Jember. Menurut Habib Isa yang juga putra  Pengasuh Pondok Pesantren Riadus Sholihin Puger ini, sebetulnya pada hari Sabtu (12/1) kami ada pertemuan di Polres Jember yang juga dihadiri pihak-pihak terkait.

Disitu kami  mendapat  penjelasan bahwa pada intinya  kami Sebagai Ketua Panitia Maulid Nabi SAW, hanya boleh memperingati Maulidan di Lingkungan Ponpes. Sementara untuk kirap Budaya dan pawai obor yang seperti setiap tahunnya kami lakukan tidak boleh dilaksanakan di Alun-alun Puger atau di tempat  terbuka.

Meskipun Masyarakat dan Jamaah sudah mempersiapkan jauh-jauh hari dan sudah mencapai 70% - 80% penyelesaianya dengan biaya swadaya  sendiri, yang sudah menjadi tradisi setiap tahunnya menampilkan budaya tradional yang ada di Puger .  

Oleh sebab itu kami sebagai Ketua Panitia berharap Muspida Plus sesuai kesangupan pada pertemuan  itu bersedia menyampaikan ajuran pelaksanaan peringatan Maulid Nabi, secara langsung kepada santri, Jamaah dan tokoh Masyarakat di dalam Lingkungan Ponpes. 

Sebab sudah sejak pagi para santri, Jamaah dan masyarakat menunggu kedatangan para pihak namun tak kunjung datang. Dengan demikian rencana itu tidak berjalan sesuai dengan kesepakatan, sebab sosialisasi itu dilaksanakan di Kantor Ke Camatan Puger dan Kami mengirimkan delegasi 8 orang  Santri dan Masyarakat.

Sekitar pukul 16 00 wib, Perwakilan datang untuk menyampaikan hasil pertemuanya.  Dari hasil pertemuan itu tak ada perubahan yang sebelumnya sudah kami mengerti hasil dari pertemuan sebekumnya, Peringatan Maulid Nabi  SAW, tidak bisa dilaksanakan seperti Tahun-tahun Sebelumnya di Alun-alun Puger, walaupun  dengan berat hati akhirnya setuju menerima anjuran Muspida dengan harapan menjaga stabilitas dan kedamaian.

Walaupun ajuran  sudah kami terima, masih ada beberapa orang atau kelompok tak menerimakan dengan adanya Peringatan Maulid Nabi Mohammad SAW, Melakukan perusahkan di salah satu toko milik Habib Zen menantu Habib Ali, namun tak membuat kami terpancing untuk melawan itu semua saya pasrahkan kepada Polri dan TNI yang bertugas menjaga keamanan dan Demokrasi.

Untuk meredam kekecewaan para santri , jamaah dan masyarakat kami mengadakan Sholat Tasbih dan Istigosah, seperti yang kami lakukan setiap malam jumat manis, seperti kegiatan warga NU lainya, apa yang menjadi perdebatan di media bahwa kami penganut Syiah itu tidak benar, justru di podok kami melaksanakan  ciri-ciri ahlus sunah wal Jamaah. Pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya Pengurus Ponpes Darus Sholihin, Ustad Abdul Rohim, juga menampik bahwa tuduhan Syiah itu tidak benar, karena terkait itu sudah selesai di Gedung DPR besama, MUI, Muspida dan pihak terkait yang sudah ada kesepakatan, dan ditandatangani oleh Habib Ali sendiri.

Untuk itu kami mengginkan agar MUI serta pihak lain yang menganggap kami melenceng dari ajaran, beri kami petunjuk dan bimbingan kepada santri dan dialok dengan jamaah di Pondok ini. Sesuai dengan janji dan kesepakatan sebelumnya, akan tetapi selama ini tidak pernah ada bimbingan dari pihak terkait.

Sementara Kapolres Jember AKBP Jayadi  juga  tidak menampik alasan tersebut “Sesuai dengan Fatwa MUI kabupaten Jember, Syi’ah di Kabupaten Jember kan dinyatakan sesat, kami bersama muspida mengadakan rapat di DPR. “Didalam rapat itu disepakati, Habib Ali yang dulu berdasarkan fatwa MUI dikatakan Syi'ah, menyatakan permohonan maaf, dan Habib Ali menyatakan penyesalannya dan tidak akan mengajarkan aliran Syiah lagi. artinya klir, sudah tidak ada permasalahan.

Menanggapi keluhan tersebut Ketua MUI Jember Gus Aap, Memang pembinaan harus dilakukan, dan pembinaan itu sendiri menjadi kewenangan Kementrian Agama (Kemenag), MUI hanya melakukan pengawasan terhadap kegiatan berbagai komponen masyarakat  Ulama dan Umaroh. Konteknya MUI hanya melakukan pengawasan terhadap faham atau aliran-aliran yang di anggap menyimpang, jadi pembinaan secara teknis ada di wilayah Kaementrian Agama.

Yang harus kita ingat pembinaan ini tak bisa dilakukan secepat itu perlu proses dan penyesuaian. Karena masih melihat reaksi masyarakat dan beberapa hal, untuk itu masih mencari waktu yang tepat dan mencari akar persoalanya agar tepat sasaran“ Jelasnya. (Edw)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Keluarga Ponpes Darus Sholihin Puger, Inginkan Kedamaian

Terkini

Close x