Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Laiknya
model profesional, puluhan pelajar berlenggak lenggok diantara ratusan pengunjung yang memadati pelataran sebuah Madrasah Aliyah Ma’arif Ambulu, sorak sorai penonton terdengar
riuh.
Kasdib menambahkan, kegiatan tersebut adalah kali ketiga
yang digelar oleh lembaganya, “selain sebagai ajang kreasi, agenda ini juga
kami jadikan proses pembelajaran, sehingga ada pengembangan skill bagi siswa,” pungkasnya.(rus)
Sesekali langkah
para model itu terhenti, tangan berkacak, senyumpun merekah diantara kedua
bibir mereka, sehingga menambah hingar suasana pada siang itu. Dengan berlatar pentas sederhana dan papan berbalut
karpet warna hijau, model dadakan inipun terlihat cukup luwes, mereka tampak
elegan dalam berpose diatas catwalk minimalis tersebut.
Satu persatu,
peragawan-peragawati itu menyusuri catwalk diantara kerumunan para penonton. Beragam
design busana diperagakan, mulai dari nuansa tradional, modern, hingga kostum
yang terkesan sangar. “Ide ini murni dari siswa,” tegas
Eva Rusdiana,siswi kelas X yang menjadi salah satu peserta.
Dengan mengusung tema
“Recycling” yakni sebuah konsep busana daur ulang dari bahan bekas pakai,
secara bersama-sama para siswa yang terlibat, mendaur ulang barang-barang
seperti botol bekas, bungkus sabun dan plastik bekas, bahkan ada bahan dari
plastik bekas penutup penangkaran benih, atau plastik mulsa, dan juga kepingan
Compact Disc bekas yang dikreasikan menjadi busana beserta ornamen penghiasnya.
“Kami hampir seminggu
meyelesaiakan gaun ini,” ujar Laili Nur
Azizah, siswi kelas XII jurusan IPA sekolah tersebut. ia dan teman-temannya
memberi nama “The Princes Sweety Rubies Of Sain G” untuk hasil karya mereka. Sementara peserta yang lain, Akbar, menamai
gaunnya “The Prince Dark Night Sain G”.
Peragaan busana tersebut,
sengaja digagas oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah
Ma’arif Ambulu (MAMA), Jember, untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW,
Minggu (17/02/13). “Kami ingin merubah kesan bahwa acara Maulid (Peringatan
Hari Lahir Muhammad), tak harus diisi dengan agenda ceramah atau pengajian,”
ungkap Ketua Panitia, Muhammad Heru Salisi, disela-sela event yang sedang
berlangsung. Meski beragam design, namun seluruh busana yang ditampilkan tetap bernuansa
islami.
Apa yang dilakukan siswa,
sekilas memang terkesan hura-hura. Namun menurut Heru, ada pesan kuat yang
ingin disampaikan, “dan hal ini sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad,” katanya. Salah satunya adalah pemanfaatan barang bekas agar dapat kembali
berguna, lebih dari itu, pembentukan sikap hemat juga tercermin dalam momentum
ini, “jangan boros barang, jadi apa yang masih bisa digunakan ya digunakan,”
tukas siswa kelas XI tersebut.
Sementara, Kepala Sekolah
MAMA, Kasdib Junaidi, menuturkan, peringatan Maulid Nabi kali ini juga diiringi
rangkaian kegiatan lainnya. Sebelumnya, bazar produk dan karya siswa, telah
dibuka sejak sabtu kemarin, dan sebelum gelaran fashion show dimulai, terlebih
dulu diawali jalan-jalan sehat yang melibatkan masyarakat umum.