Translate

Iklan

Iklan

Proyek Jembatan Senilai 600 juta, Diduga Dikerjakan Asal-asalan

7/31/13, 01:56 WIB Last Updated 2013-07-30T19:02:32Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Pelaksanaan proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Badean Kecamatan Bangsalsari dengan Desa Pakis Kecamatan Panti kabupaten Jember Jawa Timur senilai lebih setengah milyar yang dilaksanakan CV. Trisna Jaya diduga dikerjakan asal-asalan.

Pasalnya pasir yang digunakan untuk pembangunan proyek tersebut menggunakan pasir yang ada di sekitar tiang pondasi jembatan dan kualitasnya jelek. Penggunaan pasir tersebut juga dikhawatirkan akan  menimbulkan abrasi pada pondasi jembatan jika terjadi banjir.

Disamping itu adonan semenya tidak merata hal ini terlihat banyak celah diantara bebatuan yang ditata sebagai penyangga jembatan, bahkan pasir yang dipakai juga bercampur dengan tanah, melihat kualitas adonan semenya, sepertinya juga tidak sesuai, karena disamping dikerjakan secara manual oleh tenaga manusia, warna dari adonan semen tersebut seperti campuran semenya kurang sehingga ada dugaan banyak penyimpangan pada proyek tersebut.

Menurut Imron, pelaksana proyek yang ditemui dilokasi bahwa dirinya tidak memungkiri kalau pasir yang digunakan adalah pasir dari pengerukan pondasi oleh pekerja proyek, “Memang benar mas kalau pasir itu dari galian pondasi, dan yang menggali adalah para pekerja proyek, tapi meski begitu pasir dari hasil galian itu kita beli kok, tidak Cuma-Cuma” ujar Imron Selasa (30/7)

Hal senada juga dibenarkan oleh Direktur CV. Trisna Jaya Hartono, bahwa dirinya menggunakan pasir dari hasil galian pondasi jembatan, “Memang iya mas kita menggunakan pasir dari galian pondasi, itu kita beli kok, biar semua ikut merasakan hasil proyek ini, tidak hanya pasirnya saja bebatuan yang dipakai juga hasil dari warga sekitar yang mengumpulkan dari sungai kemudian di serahkan ke kami dan kami beli” ujarmya.

Namun dari pengamatan media ini, kualitas proyek yang diperkirakan mencapai 500 juta ini jauh dari bestek, sebab besi yang dipakai untuk pembangunan jembatan juga bukan besi ulir (besi yang biasa dipakai untuk konstruksi jembatan) akan tetapi besi polos dengan ukuran 8 mm dan 10 mm, rangkaian pada besipun juga terlihat agak renggang kisaran 15 cm, padahal untuk jembatan apalagi sebagai alas pilar biasanya ukuranya rangkaian besi adalah 10 cm.

Kabid Peningkatan Jalan dan Jembatan PU Bina Marga Jember H. Mas’ud saat dikonfirmasi baratha post mengatakan bahwa pengerjaan proyek di Badean adalah wewenang dari Kepala Dinas, “Itu buan wewenang saya mas untuk menjawab, silahkan sampean menemui pak Rasyid (Ir. Rasyid Zakaria, kepala dinas PU Bina Marga, red), beliau yang lebih berwenang” ujar Masud.

Ketika wartawan ini hendak menemui yang bersangkutan, oleh petugas yang jaga disuruh menunggu, dan hasilnya wartawan ini disuruh kembali menemui H. Mas’ud, “Sama bapak disuruh menemui pak Masud mas” ujar petugas ketika keluar dari ruangan Kepala Dinas PU Bina Marga.

Jembatan di Desa Badean sendiri diperkirakan menghabiskan dana kurang lebih Rp. 620 juta, hal ini berdasarkan dari penelusuran media ini di LPSE, proyek Jembatan dengan nama Jembatan Sulthon yang menghubungkan Desa Badean Kecamatan Bangsalsari dengan desa Pakis Kecamatan Panti ini diambilkan dari Dana Alokasi Umum (DAU) 2013 dengan masa pengerjaan Awal April hingga Agustus 2013. (bp/ali/tim)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Proyek Jembatan Senilai 600 juta, Diduga Dikerjakan Asal-asalan

Terkini

Close x