Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Pelaksanaan
proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Badean Kecamatan
Bangsalsari dengan Desa Pakis Kecamatan Panti kabupaten Jember Jawa Timur senilai lebih setengah milyar yang
dilaksanakan CV. Trisna Jaya diduga
dikerjakan asal-asalan.
Pasalnya pasir yang digunakan untuk pembangunan proyek tersebut menggunakan pasir
yang ada di sekitar tiang pondasi jembatan dan kualitasnya jelek. Penggunaan pasir tersebut juga dikhawatirkan akan menimbulkan abrasi pada
pondasi jembatan jika terjadi banjir.
Disamping itu adonan
semenya tidak merata hal ini terlihat banyak celah diantara bebatuan yang
ditata sebagai penyangga jembatan, bahkan pasir yang
dipakai juga bercampur dengan tanah, melihat kualitas adonan semenya,
sepertinya juga tidak sesuai, karena disamping dikerjakan secara manual oleh
tenaga manusia, warna dari adonan semen tersebut seperti campuran semenya
kurang sehingga ada dugaan banyak penyimpangan pada proyek tersebut.
Menurut
Imron, pelaksana proyek yang ditemui dilokasi bahwa dirinya tidak memungkiri
kalau pasir yang digunakan adalah pasir dari pengerukan pondasi oleh pekerja
proyek, “Memang benar mas kalau pasir itu dari galian pondasi, dan yang
menggali adalah para pekerja proyek, tapi meski begitu pasir dari hasil galian
itu kita beli kok, tidak Cuma-Cuma” ujar Imron Selasa (30/7)
Hal senada
juga dibenarkan oleh Direktur CV. Trisna Jaya Hartono, bahwa dirinya
menggunakan pasir dari hasil galian pondasi jembatan, “Memang iya mas kita
menggunakan pasir dari galian pondasi, itu kita beli kok, biar semua ikut
merasakan hasil proyek ini, tidak hanya pasirnya saja bebatuan yang dipakai
juga hasil dari warga sekitar yang mengumpulkan dari sungai kemudian di
serahkan ke kami dan kami beli” ujarmya.
Namun dari
pengamatan media ini, kualitas proyek yang diperkirakan mencapai
500 juta ini jauh dari bestek, sebab besi yang dipakai untuk pembangunan
jembatan juga bukan besi ulir (besi yang biasa dipakai untuk konstruksi
jembatan) akan tetapi besi polos dengan ukuran 8 mm dan 10 mm, rangkaian pada
besipun juga terlihat agak renggang kisaran 15 cm, padahal untuk jembatan
apalagi sebagai alas pilar biasanya ukuranya rangkaian besi adalah 10 cm.
Kabid
Peningkatan Jalan dan Jembatan PU Bina Marga Jember H. Mas’ud saat dikonfirmasi
baratha post mengatakan bahwa pengerjaan proyek di Badean adalah wewenang dari
Kepala Dinas, “Itu buan wewenang saya mas untuk menjawab, silahkan sampean
menemui pak Rasyid (Ir. Rasyid Zakaria, kepala dinas PU Bina Marga, red),
beliau yang lebih berwenang” ujar Masud.
Ketika
wartawan ini hendak menemui yang bersangkutan, oleh petugas yang jaga disuruh
menunggu, dan hasilnya wartawan ini disuruh kembali menemui H. Mas’ud, “Sama
bapak disuruh menemui pak Masud mas” ujar petugas ketika keluar dari ruangan
Kepala Dinas PU Bina Marga.