Kesenian Butha-buthaan, Ondel-ondel has Jember |
Seni dan budaya lokal, semacam
boneka menyerupai wajah raksasa (semacam ondel-ondel di Jakarta; red), has masyarakat
Madura Di Jember Jawa Timur ini biasanya ditampilkan saat acara selamatan, kawinan, sunatan, bersih desa
bahkan diacara peringatan Hari Besar Islam dan hari besar Nasional.
Kesenian unik ini berjalan
sudah puluhan tahun silam. Seperti halnya kelompok Kesenian Putra Panji Laras, sudah
ada sekitar tahun 1950. Penanggung jawab atau pemilik Imam Ghozali (27)
merupakan generasi ke -4 di silsilah keluarganya yang mengembangkan kesenian ini.
“Setiap penampilannya jumlah
pemain rata-rata sekitar 20 orang, terdiri dari Butha-Buthaan, Sapi-Sapian, Can-Macanan
Kaduk, atraksi debus dan pencak. “ Kata pemilik kesenian Imam yang di damping
Arif pamannya saat acara selamatan khitanan putra kedua Ketua LSM GCW Andhy
Sungkono di Arjasa Minggu (22/12).
Agar pementasan dapat
berjalan lancar dan tidak ada halangan saat pementasan, sebelum hari H, dilakukan
puasa terlebih dahulu “Sebelum pementasan kami melakukan ritual puasa. Untuk
ritual khusus kami kukannya setiap malam Jum’at”. Tambah Imam
Sebelum di mulainya acara,
mata dari Butha-Buthaan ditutup dengan kain dan setelah selesai matanya juga
ditutup kembali karena sudah “di isi” dengan roh halus. Saat acara tampak
pemain melakukan atraksi debus seperti makan bola lampu, beling, menguliti buah
kelapa dengan gigi dan sebagainya.
Pihak keluarga mulai dari
nenek moyang tidak melarang ahli waris anak keturunanya untuk bekerja di
lainnya, namun yang terpenting tradisi kesenian tradisional tidak boleh
dilupakan apalagi sampai hilang karena merupakan warisan nenek moyang turun
temurun dan budaya kesenian tradisional local Jember.
Masyarakat yang mengundang
atau memean kelompok kesenian ini hampir menyebar di seluruh wilayah Jember dan
paling jauh Sempolan. Pengalaman paling berkesan waktu di Sempolan saat
kelompoknya di tanggap oleh salah satu ponpes di wilayah Sempolan Silo. Mereka tidak
tahu jika Jember memiliki kesenian tradisional local seperti yang dimainkan
kelompoknya.
Sementara itu Andhy
Sungkono selaku pihak pengundang mengatakan, “ya ini kebetulan anak kedua saya yang
baru di khitan minta supaya ada acara butha-buthan ya namanya anak mas jika
tidak dituruti kasihan alhamdulilah bisa dilaksanakan dan semuanaya lancar,hitung-hitung
mengenalkan kesenian tradisional pada masyarakat yang belum tahu, “tuturnya.
(midd)