Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Sejak tiga tahun lalu sampai saat ini, istri Jupriyanto (35
), yang merubah nasibnya ke Malaysia melalui PJTKI PT Mapan Samudra Jaya yang berkantor di Jalan Bungur Gebang Jember, tak ada
kabar beritanya.
Sementar
Kepala Disnakertrans H Hariadi yang dihubungi lewat telephone ponselnya, Bahwa
tidak mengenal keberadaan PT Mafan Samodra Jaya, dalam bidang PJTKI, dan masih
berjanji untuk mencari Dokumen, terakhir kapan memperbaruai Perizinannya. (Edw)
Nasib tragis ini dialami Dianatul
Kolidah, (26), TKI Asal Jember, warga Dusun Bataan, Desa Candijati, Kecamatan Arjasa
yang berniat memperbaiki ekonomi keluarganya ke luar negeri melalui PT Mafan Samodra Jaya No, Siup PPTKIS, Kep 45/MEN/I/2007, Reg
1737/KP/PPTKLN/I/2007 yang beralalamt di Jl, Bungur 127 RT 02/RW03, Kelurahan
Gebang, Kecamatan Patrang.
Bukan tanpa upaya mendapatkan
kabar posisi dan kondisi istrinya, bahkan menurut suaminya, sudah berkali-kali mendatangi
dan menanyakan ke PT Mapan Samudra Jaya tempat istrinya
berangkat, Namun, jawabanya tidak pernah memuaskan. Hal inilah yang membuatnya kecewa.
“Saya sudah lima kali mas,
saya mendatangi PT yang memberangkatkan istri saya tersebut, namun saya hanya
diminta sabar dan sabar saja oleh PT Mapan Samudra Jaya,
tanpa ada penjelasan apapun. Kasihan anak saya selalu bertanya tentang ibunya,”
tuturnya Jumat (3/1)
Pihaknya pun menuntut
pertanggung jawaban PT yang memberangkatkan tersebut dan meminta pemerintah agar
turun menangani kasusnya itu agar istrinya secepatnya bisa kembali lagi kerumah
dan berkumpul bersama keluarga seperti dulu. “Saya tahunya dulu yang
memberangkatkan PT Mapan Samudera Jaya. Yang jelas saya minta pertanggung
jawaban supaya istri saya segera dipulangkan,” tegas Jupriyanto.
Berdasarkan penuturan
Jupri kepada beberapa media, bahwa dirinya yang hidup bersama
Anak semata wayangnya yang bernama Siti Arina Febrianti (8) ditinggal istrinya menjadi
Tenaga Kerja Wanita (TKW) Ke Malasia, sekitar Tanggal 5 Maret 2011.
Sekitar awal bulan Maret
2011, keluarganya didatangi orang dari PT itu menawari pekerjaan di Malaysia. Jupri
sempat keberatan, apalagi anaknya masih kecil dan duduk di bangku TK, karena masih
membutuhkan kasih sayang ibunya. Namun, orang itu bilang kerjanya cuma sebentar.
Hanya dua tahun,” jelas Jupri.
Setelah mempertimbangkan
dengan matang, akhirnya sang istri ikut berangkat ke PT Mapan Samudra itu. Saat
itu, Dian dijanjikan bekerja di sebuah restaurant di Malaysia. Saat berangkat,
sang istri hanya berpesan kepadanya agar merawat anaknya dan harus tetap
sekolah dan mengaji agar bisa pintar.
Sejak dibawa PT tersebut dirinya sama sekali tidak
tahu kabar dari istrinya. Jika nanti genap bulan Maret, maka sudah tiga tahun
istrinya meninggalkan rumah dan ikut PT tersebut. “Jangankan uang kiriman,
kabarnya saja sudah tidak tahu,” tutur Jupri.
Hal senada disampaiakan Yudi adik korban. Menurut Yudi sejak delapan
bulan pemberangkatanya, dirinya sudah menanyakan ke Seketaris, mendapatakan
jawaban untuk bersabar. Kami terus menanyakan karena teman yang berangakat
bersama sudah pulang delapan bulan yang lalu.
Sementara Sujiati, bendahara
PT. Mapan Samudra Jaya, mengaku bahwa Kholida kabur. Pihak nya mendapatkan
Informasi dari Majikan di Malasya, kalau yang besangkutan yang menjadi pembantu
rumah tangga, telah kabur, dan hanya sempat bekerja dua bulan saja.
Kaburnya Kholida sudah
pernah disampaikan ke pihak keluarga. “Saya sudah ngasih tau kalau Dian
(panggilan Dianatul Kholida) itu kabur dari majikannya di Malaysia,” ungkap
Sujiati saat ditemui sejumlah wartawan di rumahnya di Jl. Manggar 27, Kelurahan
Gebang, Kecamatan Patrang.
Pihak PT
Mafan Samodra Jaya, tidak bisa mencari keberadaanya Karena bersama seorang
laki-laki dan informasi ini sudah di kabarkan lewat PL (Anshori), untuk
diteruskan ke Keluarganya. Sujiati
mengaku tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, jika TKW kabur dari majikan, itu
sudah bukan tanggung jawab pihak PT. ” Terangnya
Yang menarik, pernyataan
Sujiati itu dibantah oleh Jupriyanto. “Saya gak pernah dikabari kok, baru kali ini, saya kesini yang ke enam kalinya ini kami
mendapatkan penjelasan, bahwa Dianatul Holidah kabur dari majikanya” Ujar
Jupriyanto, yang saat itu menemui langsung Sujiati.
Ketua LSM
Pasti, Jali beharap bagaimanapun juga PT Mafan Samodra Jaya tetap harus
bertanggung jawab mencari keberadaan Dianatul Holidah, tidak boleh melepas
tanggung jawab begitu saja, karena menyangkut nasib seseorang.