Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Tim
relawan Sekretariat Nasional
Jokowi Jember Jawa Timur datangi
kantor Panwaslu Jember. Mereka melaporkan selebaran gelap dan tabloid yang
menyudutkan salah satu pasangan calon presiden RI.
“Selebaran ini ditemukan selama dua hari ini
di wilayah Jember selatan,” Jelas Sapto Raharjo sambil menunjukkan segepok
bukti, temuan timnya terkait dengan dugaan black campaign dan selebaran
yang menyudutkan pasangan capres Joko Widodo di Panwaslu Jember Rabo, (11/6) .
Bukti tesebut menurut
Sapto ditemukan di Balung, Puger, Ambulu, Wuluhan hingga Gumukmas. “Selebaran
itu disebar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dimana Jember selatan
merupakan kantong dan basis massa Jokowi-JK. Parahnya lagi, selebaran itu
menyebar di sejumlah titik-titik keramaian masyarakat. “Seperti di pasar,
tempat pelelangan ikan dan kampung nelayan,” imbuh Sapto.
“Selebaran mengupas
tentang sejumlah masalah di Solo terutama saat Joko Widodo menjabat menjadi walikota
Solo, sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pihaknya menganggap selebaran itu
belum tentu benar dan tidak bertanggung jawab. “Jadi ini sudah cukup merugikan
pihak kami,” jelas Sapto.
Ditambah dengan munculnya
tabloid Obor yang menyudutkan capres yang diusung oleh PDIP, PKB, Nasdem dan
Hanura itu. “Tabloid tersebut sudah dua edisi yang beredar di Jember,” tutur
Sapto. Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada Panwasslu untuk menindak tegas
kepada pelaku kampanye hitam tersebut sehingga tidak meresahkan warga. Pihaknya
juga meminta aparat kepolisian untuk juga mencari pelaku penyebaran ini.
Untuk mengantisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan saat Pilpres 9 juli 2014 mendatang, pihaknya
berencana untuk berkoordinasi dengan relawan lain dan juga Ansor dan Banser
Jember. Diantaranya menempatkan sejumlah relawan agar tidak sampai terjadi
kecurangan dalam pemilu kali ini.
Sementara itu, Ketua
Panwaslu Kabupaten Jember Dima Akhyar menyatakan terima kasih atas laporan dari
salah satu tim relawan capres terkait dugaan kampanye hitam itu. “Kami wajib
untuk menerima dan menindaklanjuti laporan itu,” tutur Dima. Pihaknya akan
menunggu keterangan dan bukti yang diberikan oleh pihak pelapor. Terutama dari
sisi kejelasan pelapor, materi laporan yakni bukti dugaan black campaign
tersebut.
Namun, Dima mengungkapkan
untuk kasus selebaran dan tabloid ini memang yang dilaporkan tidak jelas.
“Karena memang selebaran gelap yang disebarkan oleh orang yang tidak
bertanggungjawab,” jelas Dima. Sehingga tidak dapat diidentifikasi jelas yang
menyebarkan. Bukan berarti pihak Panwas tidak akan menelusuri, namun diakui
untuk penanganannya tidak akan bisa secepatnya.
Terkait dengan tabloid,
imbuh Dima, pihaknya sebenarnya sudah menemui di sejumlah tempat di Jember.
“Terutama di pondok pesantern,” ujar Dima. Dima juga sudah mengatakan melakukan
penenelusuran ke sejumlah pondok tersebut. Namun, dirinya juga kesulitan
melacaknya karena ternyata dilaporkan tidak dikirim secara perorangan ke pondok
pesantren yang dimaksud.
“Dikirim via pos, tidak
jelas juga pengirimnya,” tutur Dima. Oleh karena itu, laporan tersebut tidak
bisa diproses dengan segera dan membutuhkan waktu untuk penanganannya. (eros)