Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Bandara Notohadinegoro Jember yang dibangun
sejak 2003 di era bupati Samsul Hadi Siswoyo dan diteruskan pembangunannya oleh
Ir. MZA Djalal, akhirnya benar-benar resmi beroperasi).
Usai acara peresmian, Wakil Menteri Perhubungan
ini terus melakukan peninjauan persiapan angkutan lebaran ke beberapa wilayah,
“Saya dari sini langsung menuju Banyuwangi dengan menggunakan kereta api, di
Banyuwangi akan meninjau persiapan pelabuhan Ketapang menyambut lebaran, serta
dilanjutkan ke pulau Bali, baru nanti malam kembali ke Jakarta,” ujarnya. (cho/midd/edw)
Acara peresmian beroperasinya
bandara Notohadinegoro Jember ini diawali dengan pendaratan perdana pesawat
Garuda Indonesia (GIA) type ATR 72-600 berkapasitas 70 seet dengan nomer
penerbangan GA4303 Jurusan Surabaya-Jember tepat pada pukul 10.05 WIB Rabu
(16/7
Pesawat berangkat dari
Bandara Juanda Surabaya, membawa rombongan yang terdiri atas Wakil Menteri
Perhubungan Bambang Susantono, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Garuda
Indonesia Erick Meijer, Dirjen Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko, Vice Presiden
PT Garuda Indonesia Region III Ari Suryanta, Ketua DPRD Jember Saptono Yusuf,
dan Kepala Dinas Perhubungan Jember Isman Sutomo, mereka disambut langsung oleh
Bupati Jember MZA Djalal bersama jajaran Muspida
Masyarakat Jember sudah
lama menanti beroperasinya bandara, Masuknya Garuda Indonesia, kendati baru
menjadwalkan satu kali penerbangan rute Surabaya-Jember-Surabaya merupakan
jawaban atas harapan dan penantian lama tersebut. "Akhirnya, Garuda
Indonesia ‘menclok’ juga di Jember, harapan dan feeling saya, tidak sampai enam
bulan, Garuda akan membuka penerbangan Jember-Surabaya dua kali," kata
Djalal, saat memberikan sambutan dalam penerbangan perdana Garuda di
Notohadinegoro, Rabu (16/7/2014).
Direktur Pemasaran dan
Penjualan PT Garuda Indonesia Erick Meijer berharap, pesawat tipe ATR 72-600
berkapasitas 70 orang itu akan selalu penuh. Ia mengakui, frekuensi penerbangan
Jember-Surabaya yang hanya satu kali sehari masih kurang. "Penduduk di
sini 2,8 juta orang, setengahnya dari Singapura. Kalau terbang 1 kali sehari
memang kurang banyak," kata Meijer.
Wakil Menteri Perhubungan
Bambang Susanto dalam sambutanya juga menaruh harapan dengan kehadiran Garuda
di Jember bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Kehadiran moda transportasi
udara akan mempersingkat perjalanan dari Surabaya ke Jember yang biasanya butuh
waktu 5 jam dengan moda darat menjadi setengah jam. "Harga tiketnya juga
hanya Rp 400 ribu," katanya.
Apalagi saat ini
pertumbuhan moda transportasi pesawat lebih tinggi dari pada transportasi
lainnya, "Kami perkirakan 30 juta orang akan bergerak di seluruh indonesia
(saat lebaran). Tahun ini peningkatannya cukup besar, khususnya untuk angkutan
udara sekitar 11,5 persen. Sementara kereta api 3 persen, angkutan laut 3
persen, dan bus 1 persen," kata Bambang.
Saat lebaran, ada 430
pesawat yang dikerahkan secara nasional. "Kalau ada permintaan extra
flight insya Allah kita penuhi," kata Bambang.
Meningkatnya jumlah
penumpang pesawat menunjukkan, bahwa perekonomian Indonesia membaik.
"Terbang bukan sesuatu yang luks lagi. Sebanyak 75,8 juta orang terbang
tahun lalu. Ini berarti baru 36 persen orang Indonesia menikmati angkutan
udara. Semakin ekonomi meningkat semakin banyak orang naik pesawat," kata
Bambang.