Bondowoso, MAJALAH-GEMPUR.Com. Selain pesona alamnya, kearifan local
masyarakat di Kota Tape Bondowoso juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik lokal
maupun asing. Salah satunya, adalah aktifitas pertanian di desa Kalianyar Tamanan.
“Tinggal
bagaimana keseriusan kita termasuk pemerintah untuk terus menjadikan desa-desa wisata
menjadi alternative destinasi wisata di Bondowoso selain Kawah Ijen,” ujar pria
yang juga aktivis lingkungan Hijau Madani ini. (midd)
Ada turis asing asal Ceko Merek Lanicka, semata-mata
berkunjung hanya ingin mengikuti aktivitas para petani di sawah. Bahkan dia
ikut mamanen tembakau seperti yang dilakukan para petani, lembar demi lembar
daun tembakua dipetik dan dibawa ke tempat penampungan.
Di amat takjub dengan kerja keras petani. Menurutnya,
apa yang dilakukan sangat luar biasa. Apalagi, bayaran yang mereka dapat tidak
terlalu besar, hanya berkisar Rp 30-40 ribu selama setengh hari. Padahal di
Eropa, bayaran minimal untuk pekerjaan kasar sekitar tiga dolar per jam.
Slamet Riyadi, salah satu pengelola Desa
Wisata di Desa Kalianyar, Tamanan mengungkapkan rasa bangganya, aktivitas ekonomi
desa yang dilakukan secara tradisional ternyata juga menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan.