Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Proyek rehabilitas empat ruang kelas Sekolah Dasar
Negeri (SDN) II Kesilir, kecamatan Wuluhan kabupaten Jember disoal. Pasalnnya pengerjaannya
ditengarai tidak sesuai petunjuk teknis dan Rencana Anggaran Belanja.
“Ndak, saya ndak nerima utuh, jadi RAB yang lama
Rp. 199 juta, sedangkan RAB yang baru Rp. 189 juta,” terangnya. Sayangnya,
dirinya enggan menyebutkan siapa oknum yang melakukan pemotongan. (Ruz/Yud).
Pproses pengerjaannya
terkesan asal-asalan, tidak dipasangnya papan pemunguman nilai proyek merupakan
salah satunya indikasi Indikasi ketidakberesan. sehingga masyarakat tak
mengetahui berapa jumlah anggaran yang dialokasikan pemerintah. Paparnya, Ketua
Umum LSM Gerpas Abdul Aziz HS. Kamis (20/11).
Tak hanya itu, kwalitas
gedung yang masih tahap rehab dinding ini meragukan. Terlihat material pengecoran
tidak dicampuri dengan batu koral, hanya menggunakan kerikil atau residu dari
pengayaan pasir bangunan. “Proyek ini terkesan asal-asalan, sehingga kualitasnya
meragukan” Ujar Aziz, yang saat itu melihat hasil pengerjaan.
Seketika itu, temuan tersebut
langsung disampaikan kepada pihak sekolah dan Kepala UPT Dinas Pendidikan
Wuluhan. “Apabila pihak sekolah tidak merespon, kami akan membuat laporan resmi
kepada pihak Dinas Pendidikan, supaya ada pengawasan dan supervisi dalam
pengerjaan proyek tersebut,” tandasnya.
Sementara, Kepala SDN II Kesilir,
M Muhtar, saat dikonfermasi diruang kerjanya mengaku tidak tahu-menahu tentang
teknis pengerjaan itu, dia bersikukuh jika campuran material tersebut telah
sesuai dengan petunjuk teknis dan RAB yang ada.
Namun, ada hal yang
mengejutkan saat ia mengakui jika anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) ini
tidak diterimanya utuh, ada pengurangan sebesar Rp. 9 juta oleh pihak Dinas
Pendidikan dari pagu anggaran yang seharusnya senilai Rp. 189 juta,