Translate

Iklan

Iklan

Matinya Demokrasi Di Politeknik Negeri Jember

12/05/14, 17:44 WIB Last Updated 2014-12-06T11:46:45Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Pasca terkuaknya dokumen rahasia yang diduga bagian skenario Dinasti Direktur Politeknik Jember (Polije). Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Peduli Polije gelar aksi keprihatinan.

Sambil membentangkan poster-poster yang bertuliskan Turut Berduka Cita Atas Matinya Demokrasi, Jangan Kami Ajari KKN, Lembaga Pendidikan Bukanlah Kerajaan, Haus Kejujuran dan Transparansi, Kami Butuh Kejelasan, Usut Tuntas Surat kongkalikong, Selamtkan Polije Dari Panggung Sandiwara, Surat Polije Gunakan Hati Nurani, Jangan Mau di Kendalikan dan di Butakan. Dalam orasinya mahasiswa juga mengecam tindakan tak terpuji tersebut.

Ketika sebelum perwakilan mahasiswa diperbolehkan masuk untuk menemui panitia seleksi Direktur, sebagai bentuk keprihatinan simbul matinya demokrasi.mereka membawa dan menaruh keranda mayat didepan kampunya dengan menaburi bunga dan diakhiri penandatanganan di kain berwarnah putih.

Koordinator aksi Okik Setiawan mendesak semua fihak yang terlibat agar membuat pengakuan bersalah secara tertulis atas praktek KKN yang dilakukan, meminta maaf secara terbuka kepada seluruh civitas akademik dan mengundurkan diri dari jabatan struktural dan non struktural di kampus, “ Tegasnya Jum’at siang (5/11).

Okik menambahakan, “tadi pihak panitia menjelaskan tahap-demi tahap proses pemilihan Direktur Polije kepada kami. Dan mengatakan akan tetap bersikap netral, walau di luar sudah beredar dokumen Berita Acara Pertimbanagn Calon Direktur, “ jelasnya.

Panitia Pemilihan Direktur Polije Tantang Wartawan Sumpah Pocong
Ketua panitia pemilihan Direktur Pilije R. Alamsyah Sutantio menyatakan tidak menahu terkait dokumen yang berisi pembagian jabatan direktur Polije, bahkan panitia mengajak sumpah pocong kepada awak media yang sedang melakukan wawancara

“Saya sampai sekarang tidak pernah tahu dokumen yang beredar, kalau tidak percaya,  saya sama anda (wartawan) tantang sumpah pocong,” katanya, Jum’at (5/12) saat wartawan meragukan ketidaktahuan dokumen yang sudah beredar dikalangan civitas akademik dan mahasiswa sejak November lalu,

Namun demikian Alamsyah akan menjaga Proses pemilihan direktur, sesuai dengan tahapan-tahapan. Mulai tahap penjaringan dan penyaringan sudah kita lakukan dan jadwal sudah tyerpampang di depan , di website inin kita tinggal tahap ang terakhir yaitu tahap pemilihan.

“Pemilihan ini berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 33 tahun 2012, semua . pelaksanaan dilakukan senat,Saat ini tinggal menunggu tahapan pemilihan, sesuai jadwal sejak awal 2  hingga 12 Desember tahun 2014”. jelasnya.

Pemilihan direktur tinggal tunggu ketetapan menteri yang 35%. Suara dari menteri merupakann hak prerogatif menteri, apa mau dibagi rata atau kepada salah satu calon itu terserah men teri. Apapun keputusan menteri harus ditaati siapaun nanti yang terpilih nantinya. Pungkasnya.

Berdasarkan informasi yang dihipun media ini di lapangan bahwa aksi unjukrasa mahasiswa Politekni Negeri Jember Jawa Timur  ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah. Pasalnya selama ini belum pernah terdengar kabar adanya aksi serupa. (Midd/edw/eros)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Matinya Demokrasi Di Politeknik Negeri Jember

Terkini

Close x