Jember,
MAJALAH-GEMPUR.Com.
Pasca terkuaknya dokumen rahasia yang diduga bagian skenario Dinasti Direktur
Politeknik Jember (Polije). Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi
Mahasiswa Peduli Polije gelar aksi keprihatinan.
Pemilihan direktur tinggal tunggu ketetapan
menteri yang 35%. Suara dari menteri merupakann hak prerogatif menteri, apa mau
dibagi rata atau kepada salah satu calon itu terserah men teri. Apapun
keputusan menteri harus ditaati siapaun nanti yang terpilih nantinya.
Pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang dihipun media ini di lapangan bahwa aksi unjukrasa mahasiswa Politekni Negeri Jember Jawa Timur ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah. Pasalnya selama ini belum pernah terdengar kabar adanya aksi serupa. (Midd/edw/eros)
Sambil membentangkan poster-poster yang
bertuliskan Turut Berduka Cita Atas Matinya Demokrasi, Jangan Kami Ajari KKN,
Lembaga Pendidikan Bukanlah Kerajaan, Haus Kejujuran dan Transparansi, Kami
Butuh Kejelasan, Usut Tuntas Surat kongkalikong, Selamtkan Polije Dari Panggung
Sandiwara, Surat Polije Gunakan Hati Nurani, Jangan Mau di Kendalikan dan di
Butakan. Dalam orasinya mahasiswa juga mengecam tindakan tak terpuji tersebut.
Ketika sebelum perwakilan mahasiswa
diperbolehkan masuk untuk menemui panitia seleksi Direktur, sebagai bentuk
keprihatinan simbul matinya demokrasi.mereka membawa dan menaruh keranda mayat didepan kampunya dengan menaburi
bunga dan diakhiri penandatanganan di kain berwarnah putih.
Koordinator aksi Okik Setiawan mendesak
semua fihak yang terlibat agar membuat pengakuan bersalah secara tertulis atas
praktek KKN yang dilakukan, meminta maaf secara terbuka kepada seluruh civitas
akademik dan mengundurkan diri dari jabatan struktural dan non struktural di
kampus, “ Tegasnya Jum’at siang (5/11).
Okik menambahakan, “tadi pihak panitia
menjelaskan tahap-demi tahap proses pemilihan Direktur Polije kepada kami. Dan
mengatakan akan tetap bersikap netral, walau di luar sudah beredar dokumen
Berita Acara Pertimbanagn Calon Direktur, “ jelasnya.
Panitia
Pemilihan Direktur Polije Tantang Wartawan Sumpah Pocong
Ketua panitia pemilihan Direktur Pilije R.
Alamsyah Sutantio menyatakan tidak menahu terkait dokumen yang berisi pembagian
jabatan direktur Polije, bahkan panitia mengajak sumpah pocong kepada awak media
yang sedang melakukan wawancara
“Saya sampai sekarang tidak pernah tahu
dokumen yang beredar, kalau tidak percaya,
saya sama anda (wartawan) tantang sumpah pocong,” katanya, Jum’at (5/12)
saat wartawan meragukan ketidaktahuan dokumen yang sudah beredar dikalangan
civitas akademik dan mahasiswa sejak November lalu,
Namun demikian Alamsyah akan menjaga Proses
pemilihan direktur, sesuai dengan tahapan-tahapan. Mulai tahap penjaringan dan penyaringan
sudah kita lakukan dan jadwal sudah tyerpampang di depan , di website inin kita
tinggal tahap ang terakhir yaitu tahap pemilihan.
“Pemilihan ini berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 33 tahun 2012, semua . pelaksanaan dilakukan
senat,Saat ini tinggal menunggu tahapan pemilihan, sesuai jadwal sejak awal
2 hingga 12 Desember tahun 2014”. jelasnya.
Berdasarkan informasi yang dihipun media ini di lapangan bahwa aksi unjukrasa mahasiswa Politekni Negeri Jember Jawa Timur ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah. Pasalnya selama ini belum pernah terdengar kabar adanya aksi serupa. (Midd/edw/eros)