Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Dunia pendidikan kembali tercoreng, gara-gara
tak mampu bayar uang SPP, Anak seorang tukang Kebun, Rth siswi kelas XII Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) 1 Jember terpaksa tidak dapat mengikuti ujian.
“kita sudah memberi kompensasi kepada siswa, untuk
menghadirkan orang tuanya, tujuannya untuk mengkroscek apakah sudah bayar atau
belum, sebab banyak siswa yang sudah bayar tapi tidak dibayarkan ke sekolah.
Setelah mendapat klarifikasi dari orang tuanya, kita bolehkan mereka ikut
ujian.”tegasnya. (Edw/midd)
Bahrul ayah siswi, Sebagai
Tukang Kebun di Akbid Poltekes,
membenarkan kalau anaknya pada waktu ujian triwulan yang lalu, tidak
diperbolehkan mengikuti Ujian, karena syarat mengikuti ujian harus melunasi SPP terlebih dahulu
untuk mendapatkan nomor ujian,
Ungkap Bahrul, Hal yang
sama terjadi lagi, yang menimpa anak Pertama dari dua bersaudara, sempat tidak
di perbolehkan mengikuti ujian semester, yang dimulai pada hari selasa (2/12),
namun berkat usaha cari pinjaman, ahkirnya baru jam ke duanya diperbolehkan
mengikuti ujian. Rabu (3/12) Kepada Wartawan
Sa’at itu dirinya dilapori
anaknya tidak bisa mengikuti ujian jika tidak membayar SPP, akhirnya dirinya
mendatangi sekolah tempat anaknya sekolah. Ternyata benar, saat ditemui
disekolahnya, Rth memang tidak boleh mengikuti ujian karena tidak mampu
membayar SPP. Saat itu dirinya melihat Rth duduk-duduk di depan kelasnya.
“awalnya saya diberitahu
anak saya kalu tidak bisa membayar uang SPP tidak boleh mengikuti ujian. Agar
bisa ikut ujian saya datangi sekolah anak saya, saat disekolahnya saya lihat
anak saya ternyata tidak mengikuti ujian. Dia duduk-duduk diluar
kelas.”paparnya.
Sa’at itu ia, di temui
pihak bedahara sekolah dan menjelaskan bahawa dirinya belum bisa membayar SPP,
namun ia berharap kepada pihak sekolah memberi kebijakan kepada siswa terutama
kepada anaknya, Tolong kepentingan admin jangan dikaitkan dengan proses
pembelajaran, “pihak sekolah harus bisa membedakan sebab biaya sekolah adalah
kewajiban orang tua” Jelasnya
Tambah Bahrul, pihak
sekolah seharusnya mendatangi orang tuanya siswa sambil melakukan survai, untuk
mengetahui keadaan sebenarnya, sebelum melarang siswa mengikuti ujian “
Pungkasnya
Senada dengan Bahrul,
Tumina ibu korban juga mengaku bahwa anaknya tidak bisa mengikuti ujian, gara-gara tidak dapat membayar SPP.
Hingga berita ini ditulis Rth masih belum bisa mengikuti ujian. “semalam saya tanyakan ke anak saya, ternyata dirinya
masih belum bisa mengikuti ujian. Namun saya tetap bilang ke anak saya untuk
tetap masuk sekolah meski tidak boleh mengikuti ujian, biar tidak terkesan
bolos.”tegasnya.
Pihak SMK 1 Jember sendiri
melalui Suyitno, guru bagian humas saat diklarifikasi terkait murid tidak boleh
mengikuti ujian jika tidak membayar SPP sedikit membantah, menurutnya memang
ada sekitar 80 siswa yang belum bayar SPP yang tidak boleh ujian jika tidak
membayar SPP.
Namun pihaknya memberi
kompensasi kepada siswa untuk menghadirkan orang tuanya, tujuannya untuk
mengkroscek apakah sudah bayar atau belum, jika sudah bayar boleh mengikuti
ujian, demikian juga yang belum bayar boleh ikut ujian jika sudah dapat
klarifikasi dari oran tuanya.