Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
media bukan hanya sekedar sebagai pengawal
demokrasi, tapi merupakan instrumen
demokrasi. Untuk itu Pers memiliki
peran tanggungjawab untuk melakukan pendidikan politik kepada masyarakat.
“Meski fakta demokrasi kita masih prosedural, akan tetapi dengan segala keterbatasannya, pers
harus mampu mendorong arah demokrasi kita menjadi demokrasi subtansial. Dan
FWLM Jember siap menjadi motor penggeraknya,” terangnya. (Ruz/eros).
Media memiliki tanggung jawab untuk melakukan pendidikan politik, agar dalam menentukan
pilihannya masyarakat tidak hanya berdasarkan kedekatan atau emosional semata, tetapi dapat menggunakan kecerdasan untuk menentukan pilihannya.
Untuk
itu profil calon Eksekutif dan Legislatif harus disampaikan secara utuh,
termasuk menggambarkan menyuguhkan apa potensi dan persoalan di daerahnya masing-masing”
Demikian menurut anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jember, Ahmad
Hanafi, yang menjadi pembicara dalam diskusi Peran Pers Mengawal Demokrasi dan
Rapat Kerja (Raker) yang diselenggarakan Forum Wartawan Lintas Media (FWLM)
Jember di aula UPT Liposos, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jember, Sabtu
(10/1).
Menurut
Komisioner KPU Jember, mantan wartawan MNCTV yang juga masih menjabat Ketua
Ikatan Jurnalis Tevevisi Indonesia (IJTI) di tapal kuda, selama ini media hanya meliput pada persoalan teknis, sementara pemberitaan
tentang profil dan potensi calon masih
minim.
“Untuk
itu media memiliki tanggung jawab
melakukan pendidikan politik, agar dalam menentukan pilihannya masyarakat tidak hanya berdasarkan
kedekatan atau emosional semata, tetapi dapat
menggunakan kecerdasan untuk menentukan pilihannya.
Dengan
menyuguhkan profil calon Eksekutif maupun Legislatif, secara utuh, termasuk menggambarkan
potensi, kebutuhan dan persoalan di daerahnya, pasalnya “selama ini media hanya meliput pada persoalan teknis, sementara profil calon
dan potensi wilayah masih minim. Pungkas Komisioner KPU yang masih menjabat Ketua
Ikatan Jurnalis Tevevisi Indonesia (IJTI) tapal kuda ini
Sementara itu, Ihya Ulumiddin, ketua FWLM Jember mengatakan, diskusi-diskusi seperti ini harus terus digalakkan. Menurutnya,
hasil dari diskusi ini adalah oto kritik yang berangkat dari kegelisahan
bersama akan pentingnya peran pers dalam proses demokratisasi.