Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Sidak komisi A DPRD ke lokasi perumahan nelayan
miskin Puger disambut aksi demo. Para penerima bantuan LC BPN tahun 2008 ini minta
700 sertifikat yang ditahan Koperasi Makmur Sejahtera diserahkan.
Perumahan ini untuk nelayan miskin atau buruh
nelayan, yang belum memiliki rumah layak huni. Jika ditemukan penghuni tidak
sesuai kriteria, harus ditindak tegas. “Kami akan plototi satu-persatu, hingga LC
ini benar-benar dinikmati yang berhak. Jika ada yang melenceng, harus ditindak ” Tegas Politisi Partai Nasdem itu. (Edy)
Akibatnya Anggota DPRD, yang
datang ke Lokasi Land Consolidation (LC) Kamis (22/1) sempat kaget. Mereka memasang spanduk sindiran pada
dewan, agar segera menyelesaikan persoalan perumahan untuk nelayan miskin, Jangan
Gadaikan Sertifikat Kami dan Bupati
Kemana Sertifikat Kami Serta Sidiran DPR Jangan Tidur.
Meski Inspeksi Mendadak
(Sidak) dihadang demo, sejumlah
anggota dewan tak menampakkan ekspresi kemarahan sedikit pun. Bahkan, mereka
sempat berfoto selfie bersama dengan pendemo yang sebelumnya menutup jalan
masuk, sedikit tegang, Namun Tidak berlangsung lama seketika berubah menjadi
keakraban antar warga dan wakil rakyatnya.
Para anggota dewan
langsung menuju kantor Koperasi Makmur Sejahtera dan menggelar dialog. Meski
tak ada satu pun pengurus koperasi, namun dialog berjalan cukup interaktif.
"Saya orang Wuluhan. Uang saya sudah masuk Rp 15 juta. Saya bayar uang itu
ke orang koperasi," ungkap Hariono, penghuni perumahan.
Selain itu, pengakuan juga
disampaikan Suyanto, warga Watu Ulo Ambulu. Dia juga mengaku telah menyerahkan
uang muka ke oknum koperasi. Bahkan katanya, pembayaran itu dibuktikan dengan
kwitansi. "Saya benar bukan asli
warga Puger. Tapi saya sudah bayar ke koperasi. Saya dirugikan pak. Sudah bayar
tapi belum jelas," tegasnya. Selain mereka, pria yang mengaku bernama Pak
Yet warga Tanggul, juga mengaku dirugikan karena rumah yang dibelinya tak
jelas.
Sejumlah anggota dewan
sempat kaget, ketika salah seorang penerima hak rumah LC, Supriyadi, mengaku
jika rumah jatahnya ternyata sudah berpindahtangankan. "Rumah dijual tanpa
sepengetahuan saya. Padahal saya yang berhak," sesalnya.
Ketua Komisi A DPRD Jember,
Mashuri Harianto, mengaku shock setelah
mendengar pengakuan sejumlah warga, tentang transaksi jual – beli rumah di lahan
LC Puger. Padahal saat hearing di
gedung DPRD beberapa waktu lalu, pihak koperasi mengelak adanya transaksi
menjual rumah kepada bukan yang berhak. “Ada pengakuan yang berbeda. Tentu, dua
pengakuan itu ada yang salah dan pastinya ada yang benar. Karenanya, akan terus
kami cari mana yang benar,” tegasnya.
Kata Mashuri, pihaknya
juga telah memintai keterangan kepada notaris yang menangani perumahan LC
Puger. Dia mengungkapkan, bahwa pihak notaris mengaku dari sekitar 700
sertifikat rumah LC Puger yang seharusnya diserahkan, pihaknya masih hanya
menangani 585 sertifikat. “Kata notaris, selebihnya masih ada di pengurus
koperasi. Alasannya, sisa sertifikat itu masih dalam proses perbaikan data,”
ujarnya.
Dia mengaku tak mau
berspekulasi, tentang sisa sertifikat yang masih belum diterima pihak notaris.
Meski sejumlah warga terang-terangan menyebutkan padanya, jika sisa sertifikat
yang belum diserahkan ke notaris ada dugaan diperjual-belikan oknum pengurus
koperasi. “Saya tidak berani menyimpulkan dulu,” katanya singkat.
Sementara, David Handoko, mengaku,
telah menginventarisir semua keluhkan warga. seperti, kebingungan warga lakasi rumahnya, akan segera diselesaikan dengan peta
setiap blok rumah. “Nanti akan segera kami minta buatkan denah sekaligus blok
rumah. Agar setiap pemilik tahu lokasi rumahnya,” Paparnya