Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Suasana duka menyelimuti kedatangan jenazah
Tenaga Kerja Indnesia (TKI) Malaysia yang tewas Kamis (3/9), akibat tenggelamnya
kapal tongkang di perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia.
Kedatangan Jenazah Murai
(40), warga dusun Kasian, desa Surut, kecamatan Panti, sekitar pukul 14.00 wib Rabu
(9/9), disambut isak tangis keluarga, sahabat dan kerabatnya. Usai di Sholatkan,
keluarga beserta ratusan pelayat, harus rela mengiringi kepergiannya untuk dimakamkan
ke tempat pemakaman umum setempat
Mertua korban (alm)
Mura'i, Hj Siti Aisiyah, sangat sedih dan sok ketika mendengar menantunya ikut
menjadi korban tenggelamnya kapal yang kabarnya banyak di tumpangi para Tenaga
Kerja Indonesia. Siti Tak banyak bicara, hanya menyampaikan pasrah kepada Allah
SWT.
Sementara adik ipar alm
Murai Soleha yang mendampingi Aisiyah, mengatakan bahwa korban ke
Malaysia sudah yang kedua kalinya dan sudah bekerja di Malaysia selama 8 bulan
di bidang meubel. “ Kakak ipar saya sudah yang ke dua kalinya mas ke Malaysia,
sudah dapat delapan bulan tahun yang kedua ini”, kisahnya.
Masih kata Soleha, Murai
meninggalkan seorang istri yang bernama Sulana (35) dengan dua orang anak. Yang
pertama bernama Junaidi (13) sekarang sedang mondok di pondok pesantren di Desa
Suci dan anak kedua Abdus Salam (5,5).
Awalnya keluarga tidak
percaya kabar meninggalnyac korban, karena saat berangkat dalam kondisi sehat. Baru
percaya ketika mendapat kabar sehari setelah kejadian dari suami Soleha, Soleh
yang juga bekerja di Malaysia dan Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi Jember
yang datang ke rumah duka Kamis (3/9).
“Kami tidak mendapat
firasat apa-apa mas, hanya saja sebelum kejadian Mura’i sering menelpon yang
katanya ini mungkin telpon yang terakhir kalinya”, ujar Soleha sedih.
Informasi yang dihimpun di
rumah duka bahwa ada dua korban TKI asal Jember yang meningga atas tenggelamnya
kapal tongkang disamping Mura’ juga Ponijan
Warga dusun gaplek, desa Suci, Kecematan Panti, jenasah akan tiba pada Kamis dini hari nanti
(Edw)