Jember,
MAJALAH-GEMPUR.Com. Turunya
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak pukul 00.00 Selasa, (5/1) wib berdampak pada
terjadinya kekosongan Premium dan Pertamax di sejumlah SPBU di Kabupaten Jember.
Kekosongan pasokan BBM terutama terjadi di sejumlah SPBU di Kawasan pusat Kota Jember seperti yang ada di SPBU jalan A.Yani. Supervisor SPBU A Yani,Suyanto mengatakan kekosongan BBM terjadi sejak semalam karena meningkatnya pembeliaan dari para konsumen.
"pasca pengumuman resmi turunnya harga BBM semalam memang berdampak pada meningkatnya pembeliaan konsumen sehingga stok di SPBU mengalami over load dan habis kurang dari 24 jam," ujarn Suyanto kepada Beberapa Wartawan Selasa (5/1).
Menurut Suyanto, pasokan BBM di SPBU tersebut biasanya sebanyak 16 Ton sampe 24 ton untuk Premium dan Pertamax cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat setiap harinya. Sedangkan pasokan yang tersedia hanya untuk BBM jenis Partelite dan Solar.
"Kekosongan ini bukan karena adanya batasan dari pemerintah maupun Pertamina, tapi murni karena permintaan yang meningkat, untuk permintaan kita tetap standart, kondisi ini terjadi biasanya sehari sebelum dan sesudah pemberlakuaan harga baru, setelahnya biasanya kembali normal," imbuhnya.
Pengumuman turunnya BBM ini disampaikan Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto, harga solar turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.650. Harga premium untuk non-Jamali (Jawa, Madura, dan Bali) turun dari Rp 7.300 menjadi Rp 6.950, sedangkan harga premium untuk Jamali turun dari Rp 7.400 menjadi Rp 7.050.
Pemerintah juga menerapkan pungutan DKE sebesar Rp 200-Rp 300 per liter sehingga harga premium menjadi Rp 7.150 dan solar menjadi Rp 5.950. Untuk harga pertalite, turun dari Rp 8.250 menjadi Rp 7.900. Kemudian, harga pertamax untuk Jawa Timur turun dari Rp 8.750 menadi Rp 8.600. (edw)
Kekosongan pasokan BBM terutama terjadi di sejumlah SPBU di Kawasan pusat Kota Jember seperti yang ada di SPBU jalan A.Yani. Supervisor SPBU A Yani,Suyanto mengatakan kekosongan BBM terjadi sejak semalam karena meningkatnya pembeliaan dari para konsumen.
"pasca pengumuman resmi turunnya harga BBM semalam memang berdampak pada meningkatnya pembeliaan konsumen sehingga stok di SPBU mengalami over load dan habis kurang dari 24 jam," ujarn Suyanto kepada Beberapa Wartawan Selasa (5/1).
Menurut Suyanto, pasokan BBM di SPBU tersebut biasanya sebanyak 16 Ton sampe 24 ton untuk Premium dan Pertamax cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat setiap harinya. Sedangkan pasokan yang tersedia hanya untuk BBM jenis Partelite dan Solar.
"Kekosongan ini bukan karena adanya batasan dari pemerintah maupun Pertamina, tapi murni karena permintaan yang meningkat, untuk permintaan kita tetap standart, kondisi ini terjadi biasanya sehari sebelum dan sesudah pemberlakuaan harga baru, setelahnya biasanya kembali normal," imbuhnya.
Pengumuman turunnya BBM ini disampaikan Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto, harga solar turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.650. Harga premium untuk non-Jamali (Jawa, Madura, dan Bali) turun dari Rp 7.300 menjadi Rp 6.950, sedangkan harga premium untuk Jamali turun dari Rp 7.400 menjadi Rp 7.050.
Pemerintah juga menerapkan pungutan DKE sebesar Rp 200-Rp 300 per liter sehingga harga premium menjadi Rp 7.150 dan solar menjadi Rp 5.950. Untuk harga pertalite, turun dari Rp 8.250 menjadi Rp 7.900. Kemudian, harga pertamax untuk Jawa Timur turun dari Rp 8.750 menadi Rp 8.600. (edw)