Translate

Iklan

Iklan

Potensi Pariwisata Jember Belum Tergarap Optimal

2/20/16, 16:30 WIB Last Updated 2016-03-04T07:46:36Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Insan pers dari Farum Wartawan Lintas Media (FWLM) dan Jember South Journalist (JSJ), Sabtu (20/2) gelar Diskusi, dorong peningkatan PAD sector Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Seni Budaya

Narasumber diskusi dalam acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Ke 70, yaitu Suseno Riban dari akademisi, Disperindag ESDM, Sugiatno, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jember Rendra Wirawan, Wartawan Senior Aga Suratno dan Anggota DPRD Jatim  H Karimullah Dahrujiadi, SP

Tampak hadir juga Pasiter Kodim Kapeten Abd Latif, Humas Polres Jember AKP Dono Sugiarto, Danramil Kaliwates Ismianto dan Kapolsek Kaliwates Kompol Susiyanto, dan puluhan wartawan yang tergabung dari kedua organisasi tersebut baik dari media Harian, Mingguan, media telivisi serta Media Online.

Diskusi ini mengangkat tema “Menggali Potensi Jember dari Sektor Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Seni Budaya”. dibuka pada pukul 10 dan diakhiri pukul 13.00 Wib. di Coffee Shof Gajah Mada Square Jember ini di moderatori Mahrus Sholih, Wartawan Times Indonesi,

Dalam Diskusi Terungkap bahwa pariwisata di Jember masih belum tergarap dengan baik, padahal sebenarnya objek wisata yang dimiliki sangat potensial, jika dikelola dengan baik akan menjadi instrument pertumbuhan perekonomian masyarakat terumama ekonomi kreatif dan seni budaya, perhotelan, kuliner dan jasa.

Potensi pariwisata jika dikembangkan, akan jadi daya tarik para turis baik local, regional, nasional maupun manca Negara. Dengan meningkatnya kunjungan para turis akan berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli daerah (PAD) dan kesejahreraan masyarakat.

“Sejak 10 tahun lalu, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) telah mencatat jika sektor pariwisata dapat mengangkat kemiskinan, terutama wisata heritage,” Demikian disampaikan narasumber dari akademisi Drs.Ec. Soeseno Riban, MP, yang juga menjabat Ketua Masyarakat Ubi Jalar Indonesia (Muji).

Menurut dia, agar sector pariwisata dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat harus melibatkan masyarakat setempat. Sebab jika tidak, manfaat yang diperoleh akan dinikmati sebagian kalangan saja. Misalnya, tumbuhnya toko modern berjaringan yang memanfaatkan bagusnya infrastruktur di pedesaan maupun lokasi wisata.

“Karena Jember basis kebudayaan masyarakatnya adalah kebun, pemerintah bisa mendorong terciptanya desa wisata. Sehingga yang ditawarkan kepada wisatawan adalah kealamian desa itu sendiri, maupun makanan khas yang ada di desa,” paparnya.

Kendati demikian, pariwisata sebagai instrument peningkatan ekonomi masyarakat, juga perlu kehadiran pemerintah, dengan wujud keberpihakan anggaran.“Pemerintah harus lebih dulu menginvestasikan, baru kemudian ada pengawalan (terhadap masyarakat) untuk mengembang pariwisata tersebut,” ujar Soeseno.

“Dengan begitu, perkembangan pariwisata memberikan efek domino terhadap sektor lainnya, seperti tumbuhnya industri kreatif, seni budaya, perhotelan, kuliner, barang dan jasa”. Demikian pungkas ketua Sekolah Ilmu Ekonomi (Stie) Darma Nasional Jembr dan ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Nasional ini,

Sementara itu, Kepala Bidang Industri dan Perdagangan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Ekonomi Sumber Daya Mineral (Disperidag ESDM) Jember, Sugiatno, yang juga hadir sebagai pembicara menyebutkan, industri kreatif memang berkaitan erat dengan sector pariwisata.

“Jember, sebagai kota kreatif sebenarnya sudah dicanangkan sejak adanya Jember Fashion Carnival (JFC) beberapa tahun lalu. Sekarang tinggal bagaimana menggodok isu sebagai strategi (promosi) sehingga bisa mendapatkan goalnya,” terangnya.

Untuk itu anggota DPR Propinsi H. Karimullah Dahrujiadi, berharap semua pihak mendukung dan bisa kerjasama, baik antar pengusaha, Pemerintah Kabupaten Daerah, dengan Propinsi maupun Pemeritah Pusat, selain itu yang perlu diutamakan perihal Fasilitas Jalan maupun Transpotasi yang akan menuju tempat wisata, “Jelasnya

Berbeda dengan Rendra Wirawan selaku pelaku industri kreatif di kabupaten Jember merasakan sendiri bahwa menjadi pelaku industry kreatif di Jember masih suram, pasalnya jumlah pengunjung di Jember masih sepi, baik wisatawan nusantara maupun manca Negara.

Diisampaing itu pemilik toko pusat oleh-oleh Primadona ini juga merasakan bahwa proses perijinan untuk usaha sangat sulit. Demikian ungkap Rendara Wirawan yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Hal senada disampaikan Aga Suratna. Menurut mas Aga biasa ia dipanggil bahwa agar Jember lebih dikenal, go internasional peran Pers sangat menentukan dan berpengaruh “Untuk mengenalkan Wisata, Ekonomi Kreatif dan Seni budaya, disamping Keamanan dan Kenyamanan, peran Pers sangatlah penting“ Katatanya

Wartawan senior jember ini juga memberikan masukan kepada Pemkab Jember bahwa tidak mungkin potensi pariwisata ini bisa digali jika status Pariwisata ini masih kantor, harus Dirubah menjadi Dinas Sehingga akan mendapatkan anggaran yang cukup, agar lebih mudah untuk mewujutkan harapan tersebut.

“Disinilah pesan Pers untuk meyaqinkan kepada pemerintah kabupaten Jember dan dunia bahwa Jember mempunyai potensi pariwisata yang indah, nyaman, aman dan kondusif, apalagi sekarang sudah ada media cyber dalam sekejab dunia sudah bisa mengakses,” jelas senior PWI Kabupaten Jember. (eros/edw/midd)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Potensi Pariwisata Jember Belum Tergarap Optimal

Terkini

Close x