Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Insan pers dari Farum Wartawan Lintas Media (FWLM) dan Jember South Journalist
(JSJ), Sabtu (20/2) gelar Diskusi, dorong
peningkatan PAD sector Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Seni Budaya
“Disinilah pesan Pers untuk meyaqinkan kepada
pemerintah kabupaten Jember dan dunia bahwa Jember mempunyai potensi pariwisata
yang indah, nyaman, aman dan kondusif, apalagi sekarang sudah ada media cyber
dalam sekejab dunia sudah bisa mengakses,” jelas senior PWI Kabupaten Jember.
(eros/edw/midd)
Narasumber diskusi dalam acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Ke
70, yaitu Suseno Riban dari akademisi, Disperindag ESDM, Sugiatno, Ketua Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia (HIPMI) Jember Rendra Wirawan, Wartawan Senior Aga Suratno dan Anggota
DPRD Jatim H Karimullah Dahrujiadi, SP
Tampak hadir juga Pasiter Kodim Kapeten Abd
Latif, Humas Polres Jember AKP Dono Sugiarto, Danramil Kaliwates Ismianto dan
Kapolsek Kaliwates Kompol Susiyanto, dan puluhan wartawan yang tergabung dari
kedua organisasi tersebut baik dari media Harian, Mingguan, media telivisi serta
Media Online.
Diskusi ini mengangkat tema “Menggali Potensi
Jember dari Sektor Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Seni Budaya”. dibuka pada pukul 10 dan diakhiri pukul 13.00 Wib. di Coffee Shof Gajah Mada Square Jember ini di moderatori Mahrus Sholih,
Wartawan Times Indonesi,
Dalam Diskusi Terungkap bahwa pariwisata di
Jember masih belum tergarap dengan baik, padahal sebenarnya objek wisata yang dimiliki
sangat potensial, jika dikelola dengan baik akan menjadi instrument pertumbuhan
perekonomian masyarakat terumama ekonomi kreatif dan seni budaya, perhotelan,
kuliner dan jasa.
Potensi pariwisata jika dikembangkan, akan jadi daya tarik para turis
baik local, regional, nasional maupun manca Negara. Dengan meningkatnya
kunjungan para turis akan berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli daerah
(PAD) dan kesejahreraan masyarakat.
“Sejak 10 tahun lalu, PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa) telah mencatat jika sektor pariwisata dapat mengangkat
kemiskinan, terutama wisata heritage,” Demikian disampaikan narasumber dari
akademisi Drs.Ec. Soeseno Riban, MP, yang juga menjabat Ketua Masyarakat Ubi
Jalar Indonesia (Muji).
Menurut dia, agar sector pariwisata dapat
menumbuhkan perekonomian masyarakat harus melibatkan masyarakat setempat. Sebab
jika tidak, manfaat yang diperoleh akan dinikmati sebagian kalangan saja.
Misalnya, tumbuhnya toko modern berjaringan yang memanfaatkan bagusnya
infrastruktur di pedesaan maupun lokasi wisata.
“Karena Jember basis kebudayaan masyarakatnya
adalah kebun, pemerintah bisa mendorong terciptanya desa wisata. Sehingga yang
ditawarkan kepada wisatawan adalah kealamian desa itu sendiri,
maupun makanan khas yang ada di desa,” paparnya.
Kendati demikian, pariwisata sebagai
instrument peningkatan ekonomi masyarakat, juga perlu kehadiran pemerintah,
dengan wujud keberpihakan anggaran.“Pemerintah harus lebih dulu
menginvestasikan, baru kemudian ada pengawalan (terhadap masyarakat) untuk
mengembang pariwisata tersebut,” ujar Soeseno.
“Dengan begitu, perkembangan pariwisata
memberikan efek domino terhadap sektor lainnya, seperti tumbuhnya industri
kreatif, seni budaya, perhotelan, kuliner, barang dan jasa”. Demikian pungkas
ketua Sekolah Ilmu Ekonomi (Stie) Darma Nasional Jembr dan ketua Asosiasi
Petani Tembakau Indonesia (APTI) Nasional ini,
Sementara itu, Kepala Bidang Industri dan
Perdagangan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Ekonomi Sumber Daya
Mineral (Disperidag ESDM) Jember, Sugiatno, yang juga hadir sebagai pembicara
menyebutkan, industri kreatif memang berkaitan erat dengan sector pariwisata.
“Jember, sebagai kota kreatif sebenarnya
sudah dicanangkan sejak adanya Jember Fashion Carnival (JFC) beberapa tahun
lalu. Sekarang tinggal bagaimana menggodok isu sebagai strategi (promosi)
sehingga bisa mendapatkan goalnya,” terangnya.
Untuk itu anggota DPR Propinsi H. Karimullah Dahrujiadi,
berharap semua pihak mendukung dan bisa kerjasama, baik antar pengusaha, Pemerintah
Kabupaten Daerah, dengan Propinsi maupun Pemeritah Pusat, selain itu yang perlu
diutamakan perihal Fasilitas Jalan maupun Transpotasi yang akan menuju tempat
wisata, “Jelasnya
Berbeda dengan Rendra Wirawan selaku pelaku
industri kreatif di kabupaten Jember merasakan sendiri bahwa menjadi pelaku industry
kreatif
di Jember masih suram, pasalnya jumlah
pengunjung di Jember masih sepi, baik wisatawan nusantara maupun manca Negara.
Diisampaing itu pemilik toko pusat oleh-oleh
Primadona ini juga merasakan bahwa proses perijinan untuk usaha sangat sulit.
Demikian ungkap Rendara Wirawan yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Hal senada disampaikan Aga Suratna. Menurut
mas Aga biasa ia dipanggil bahwa agar Jember lebih dikenal, go internasional
peran Pers sangat menentukan dan berpengaruh “Untuk mengenalkan Wisata, Ekonomi
Kreatif dan Seni budaya, disamping Keamanan dan Kenyamanan, peran Pers
sangatlah penting“ Katatanya
Wartawan senior jember ini juga memberikan
masukan kepada Pemkab Jember bahwa tidak mungkin potensi pariwisata ini bisa
digali jika status Pariwisata ini masih kantor, harus Dirubah menjadi Dinas
Sehingga akan mendapatkan anggaran yang cukup, agar lebih mudah untuk
mewujutkan harapan tersebut.