Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Sungguh malang, nasib balita berumur dua
tahun ini. Pasalnya sejak lahir tidak memiliki anus (saluran pembuang kotoran) dan alat kelamin.
Akibatnya hingga kini kesulitan buang air kecil dan besar.
Camat Silo Ir. Rofiq Sugiarto, akan mengupayakan anak
tersebut bisa ditangani secara medis. " langkah yang sudah ditangani operasi
bibir sumbingnya dulu, masalah dubur dan kelamin menurut dokter faktor umur
masih belum mencapai umur 3 tahun jadi harus menunggu," katanya.
(mam/eros)
Lantaran dua lubang pembuangannya
tertutup, untuk membuang air kecil dan air besar, anak yang berdomisili di ujung timur Pulau Jawa, di Dusun Garahan
Kidul, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo Kabupaten Jember Jawa Timur ini, harus dikeluarkan
dengan menggunakan selang bantuan lewat perutnya.
Hal yang paling dikeluhkan
menurut Agustin, ibu kandungnya adalah ketika mau buang air kecil dan kotoran, ia
sering menangis karena susah dan merasa kesakitan.
Nia Ayu Wulandari, namanya, ketika lahir, masih serumah dengan kedua orang tuanya,
namun kini hanya tinggal bersama ibu dan neneknya.
“Untuk mengurangi
sakitnya, sebelum makan Ayu harus minum obat khusus terlebih dahulu, kalau
tidak kotorannya akan mengental, akibatnya susah membuang kotoran, karena saluran selang yang dipakai kecil,
kalau konsumsi obat kotoran akan mencair,“ tutur Ibunya Jumat (1/9)
Menurut Agustin, biaya membeli ke apotik Kalisat, 100.000
rupiah setiap minggunya. Penderitaan Nia semakin lengkap ketika kedua
orangtuanya memutuskan untuk bercerai, sehingga dirinya terpaksa tinggal
bersama sang kakek dan nenek di sebuah gubug sederhana wilayah perkebunan
sidomulyo.
Hanya mengandalkan hasil
kuli tenaga tua yang tak lagi maksimal, sang kakek, harus mengumpulkan
uang untuk menebus obat setiap minggunya, kalau tidak Nia akan akan menangis
terus karena sakit perut akibat kotoran yang tak bisa keluar.
Tidak hanya itu penderitaan
yang dialami, Ayu, menurut Agustin, Ayu juga
mengalami kelainan pada bibirnya (menderita bibir sumbing), beruntung ada
program operasi gratis RS Bina Sehat Jember, sehingga bentuk bibir yang awalnya
terlihat tak normal, sekarang mulai membaik.
Sugeng Riyadi, membenarkan
kondisi Ayu. Salah-satu relawan, warga Sempolan Silo ini mengaku tau dari cerita
neneknya . "Kebetulan waktu itu saya mencoba membantu mengantarkan anak
tersebut operasi bibir sumbing, setelah sampai dirumahnya saya tau sendiri
kondisinya," jelasnya.
"Tak bisa saya
melanjutkan cerita ini, mari saya ajak semua pihak dan saya 24 jam siap antar
melihat kondisi langsung anak itu," kata pejuang masyarakat miskin dengan
mata berkaca-kaca, saat menceritakan penderitaan yang dialami Ayu yang
betul-betul memperihatinkan