Translate

Iklan

Iklan

Perlu Ada Perubahan Pola Pikir Terkait Diversifikasi Pangan

9/07/16, 15:18 WIB Last Updated 2016-09-09T08:23:32Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Meski sejauh ini masih terkendala pola pikir petani yang menganggap rendah nilai ekonomi produk yang dihasilkan, Pemkab Jember terus dorong program diversifikasi pangan.

Untuk menyukseskan program itu pemerintah daerah memang harus mengambil langkah terobosan. Kata Wakil Bupati Jember Drs.KH.A.Muqit Afief saat menghadiri peringatan Hari Krida Petani (HKP) di Lapangan Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan, Rabu (7/9)

Dibeberapa sudah dikenalkan, tetapi masih sulit diterima petani, lantaran pola pikirnya masih sederhana. Baru nanti setelah tahu buktinya (berhasil) mereka akan mengikuti. “Salah-satunya dengan membuat pilot project tanaman diversifikasi pangan seperti umbi-umbian di sejumlah wilayah  ,” katanya.

Diversifikasi adalah sebuah program yang mendorong masyarakat memvariasi makanan pokok, tidak terfokus pada satu jenis. “ Tujuannya adalah agar masyarakat tak melulu bergantung pada beras, tapi juga mengonsumsi pangan pokok lokal untuk memenuhi asupan karbohidrat bagi tubuh,” ujarnya lagi.

Di Jember tambah Wabup Kyai Muqit, program diversifikasi pangan ini telah dimulai di Desa Purwoasri, Kecamatan Gumukmas. Ditempat ini dikembangkan produksi mokaf yang merupakan tepung serupa terigu namun terbuat dari singkong, yang bisa mensubstitusi pembuatan roti dan kue. 

“Selain mendorong program diversifikasi pangan, Pemkab Jember juga menargetkan swasembada pangan. Pada 2016 ini target produksi padi di Jember sebanyak 1.060.000 ton, angka itu lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar 1.030.000 ton,” imbuhnya.

Untuk mencapai target itu, Wabup Muqit Arief mengatakan, Pemkab Jember akan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Oleh karenanya dia akan mengoptimasi peran dinas terkait, sepeti dinas pertanian dan dinas perkebunan dalam mencapai target swasembada pangan tersebut.

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jember, Sucipto, siap mendukung. Kendati juga meminta kepastian mengenai mutu bibit dan pasokan pupuk. “Kalau petani, yang jelas selalu berupaya meningkatkan produksi. Tapi kami juga harus mendapat kepastian mengenai kualitas bibit dan pasokan pupuk yang cukup,” ucapnya.

Sucipto meminta kebutuhan NPK tercukupi. Karena musim tanam lalu, hanya disediakan sekitar 30 persen dari total kebutuhan dalam Rencana Dasar Kebutuhan Kelompok (RDKK). Pada bulan 11 dan 12 nanti jangan sampai pupuk dasar dan organiknya kembali langka, kalau bisa stoknya ditambah,” pintanya. (midd)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Perlu Ada Perubahan Pola Pikir Terkait Diversifikasi Pangan

Terkini

Close x