Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Meski sejauh ini masih terkendala
pola pikir petani yang menganggap rendah nilai ekonomi produk yang
dihasilkan, Pemkab Jember
terus dorong program diversifikasi pangan.
Sucipto
meminta kebutuhan NPK tercukupi. Karena musim tanam lalu, hanya disediakan
sekitar 30 persen dari total kebutuhan dalam Rencana Dasar Kebutuhan Kelompok
(RDKK). “Pada bulan 11 dan 12 nanti
jangan sampai pupuk dasar dan organiknya kembali langka, kalau
bisa stoknya ditambah,” pintanya. (midd)
Untuk menyukseskan program itu pemerintah daerah
memang harus mengambil langkah terobosan. Kata Wakil Bupati Jember Drs.KH.A.Muqit Afief saat menghadiri peringatan
Hari Krida Petani (HKP) di Lapangan Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan, Rabu (7/9)
Dibeberapa sudah dikenalkan, tetapi masih sulit diterima petani, lantaran pola pikirnya masih sederhana. Baru nanti setelah tahu buktinya (berhasil) mereka akan
mengikuti. “Salah-satunya dengan membuat pilot project tanaman
diversifikasi pangan seperti umbi-umbian di sejumlah wilayah ,”
katanya.
Diversifikasi adalah
sebuah program yang mendorong masyarakat memvariasi makanan pokok, tidak terfokus pada satu
jenis. “ Tujuannya adalah agar masyarakat tak
melulu bergantung pada beras, tapi juga mengonsumsi pangan pokok lokal untuk
memenuhi asupan karbohidrat bagi tubuh,” ujarnya lagi.
Di Jember
tambah Wabup Kyai Muqit, program diversifikasi pangan ini telah dimulai di Desa
Purwoasri, Kecamatan Gumukmas. Ditempat ini dikembangkan produksi mokaf yang
merupakan tepung serupa terigu namun terbuat dari singkong, yang bisa
mensubstitusi pembuatan roti dan kue.
“Selain
mendorong program diversifikasi pangan, Pemkab Jember juga menargetkan
swasembada pangan. Pada 2016 ini target produksi padi di Jember
sebanyak 1.060.000 ton, angka itu lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya
sebesar 1.030.000 ton,” imbuhnya.
Untuk mencapai
target itu, Wabup Muqit Arief mengatakan, Pemkab Jember akan melakukan
intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Oleh karenanya dia akan
mengoptimasi peran dinas terkait, sepeti dinas pertanian dan dinas perkebunan
dalam mencapai target swasembada pangan tersebut.
Ketua Kelompok
Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jember, Sucipto, siap mendukung. Kendati juga
meminta kepastian mengenai mutu bibit dan pasokan pupuk. “Kalau petani, yang jelas selalu berupaya
meningkatkan produksi. Tapi kami juga harus mendapat kepastian mengenai
kualitas bibit dan pasokan pupuk yang cukup,” ucapnya.