Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian
didampingi Bupati Jember dr.Hj.Faida, MMR, Senin (27/2) lepas ratusan peserta
Napak Tilas dari PTIK-STIK, mengingatkan perjuangan Polri bersama TNI dan
rakyat di Palagan Jumerto.
Ketua Komite Untuk Korban Perang di Jember "Voorzitter
van het commite voor oorlogsslachtoffer" melaporkan kepada
"Het Parool", bahwa peristiwa itu, terjadi pelanggaran perang yang
dilakukan Belanda dengan menembaki rakyat sipil sehingga menewaskan 20 rakyat
sipil. Pungkasnya. (midd/eros)
Pelepasan peserta dari Mahasiswa Perguruan
Tinggi Ilmu Kepolisian dan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisisan (PTIK-STIK) dari
kantor kecamatan Sukorambi menuju palagan Jumerto ini, guna mengingatkan bahwa,
dalam menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia (NKRI, Polri tidak bisa
lepas dari TNI dan masyarakat.
“Napak Tilas ini dimaksudkan untuk
mengingat kembali bahwa, Polisi saat itu, selalu bersama-sama dengan TNI dan
masyarakat, dalam menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia (NKRI)
memperjuangkan kemerdekaan Reoublik Indonesia, khususnya di wilayah kabupaten
Jember Jawa Timur dan sekitarnya” katanya.
Kegiatan ini menurut Mantan Kepala Badan
Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT) ini juga untuk mengenal lingkungan
masyarakat, dalam mejalankan tugas selalu berinteraksi dengan TNI dan dekat
dengan rakyat. “Dalam menjalankan tugas Polri harus selalu dekat dengan
TNI dan rakyat,” Harapnya.
Tito juga berpesan kepada mahasiswa ilmu
kepolisian agar benar-benar menghayati tugas dan kewajibannya dalam menjaga
keamanan. “Pahami dan hayati dalam bertugas sesuai kewajiban di tengah
masyarakat,” tutur Mantan Kapolda Metro Jaya tersebut.
Pantauan wartawan, pelepasan peserta
Napak Tilas Palagan Jumerto itu juga dihadiri oleh Forkompimda Jember, Kapolres
dijajaran Polda Jawa Timur, Kapolda Jawa Tengah, Bupati Sidoarjo, Bupati
Jombang, Kajati Jawa Timur.
Menurut sejarawan Jember, Styohadi bahwa Palagan Jomerto, 10
Februari 1949, merupakan peristiwa kejuangan Mobile Brigade (sekarang Brimob)
bersama rakyat dalam mempertahankan Kemerdekaan. Dalam peristiwa ini, 13
anggota Mobile Brigade gugur dan 20 rakyat tewas.
Bahwa peristiwa ini menurut direktur TBB Salam yang juga seorang menulis
buku Palagan Jumerto menjadi berita internasional tatkala "Het
Parool", “Koran di negeri Belanda, pada bulan 4 April 1949 memberitakan
adanya laporan pelanggaran perang yang dilakukan Belanda dengan membunuh rakyat
sipil” Jelasnya