Mendengar mimpi bocah itu, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo SH,
SIK,MH, Selasa (28/2) menyambangi anak yang sedang duduk dikelas 1 SDN 3 Kamal
dari Dusun Kopang RT 03 RW 08 Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember
Jawa Timur.
Kedatangan Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo Ke pelosok desa terpencil,
yang jaraknya kurang lebih sekitar 15 KM dari pusat kota tembakau ini tidak
lain untuk melihat dari dekat kondisinya, sekaligus memberikan suport kepada bocah
itu sendiri dan keluarganya.
Ahmad Najib Tarjudin merupakan anak pembrani dan percaya diri,
meski mempunyai keterbatasan, tidak dirasa sebagai penghalang untuk maju,
sebagai bukti didalam kelas Ahmad selalu tampil memimpin dikelasnya, selain itu
ia tidak mau dibantu oleh kawan-kawanya.
“Tidak ada batasan dan tidak ada yang tidak bisa selagi mau,
terbukti Ahmad bisa berprestasi, dan berjuang tidak punya sifat minder dengan
temanya, ini merupakan modal bagi Ahmad untuk berprestasi bahkan bisa melebihi
teman yang normal.” Jelas AKBP Kusworo
Perlu diketahui bahwa, sosok Ahmad Najib hidup bersama sang ibu
tercinta, Nipa (45) di rumahnya. Mereka hidup sehari hari dengan kondisi ekonomi
keluarga miskin, namun sang Ibu tidak menyerah, ia terus menyemangati Najib
yang merupakan si bungsu dari tiga bersaudara itu.
"Mungkin ini sudah menjadi takdir untuk anak saya yang
mempunyai kekurangan fisik sejak lahir. Tetapi saya terus berupaya memberikan
motivasi agar Najib tidak malu dan tetap bersekolah" ucap Nipa terbatah-batah
seraya matanya berkaca-kaca, saat ditemui di rumahnya.
Di SDN Kamal 03 bersama teman sebayanya, Najib belajar dan bermain
tanpa rasa minder meski berbeda dengan teman yang lain. Nipa menjelaskan,
setiap hari Najib berangkat ke sekolahnya yang berjarak sekitar empat kilometer
dari rumah. Satu harapan Najib, dia ingin menjadi pintar dan kelak menjadi
polisi.
Sebenarnya, bagi keluarganya, cita-cita menjadi aparat penegak
hukum hanyalah mimpi belaka, karena kondisi Ahmad yang tidak mungkin akan
memenuhi syarat, tetapi dengan cita-cita dan mimpi yang tinggi minimal anak
tersebut tetab tegar untuk belajar.
Bahkan di sekolah, raut wajahnya tampak ceria, tanpa beban, tertawa
dan bermain layaknya anak yang normal. "Walaupun memiliki kelainan, Najib tidak
kalah semangatnya. Saat bermain bola dia harus tertatih-tatih menggunakan
tangan untuk berebut bola," kata Sriyanto, guru olah raganya
Menurutnya, Ahmad memiliki kecenderungan ingin sama dengan
temannya yang lain. Walupun dengan kondisi fisik yang terbatas. "Walaupun
juga, sesekali Ahmad Najib mengeluhkan rasa ngilu di kedua lengan tangannya
karena menahan berat badannya itu," terangnya.