Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Enggar Genta Ihtisar (13), siswa SMP 1 Jember
yang hanyut terseret arus air hujan di troar depan Yon Armed 8 Kebonsari, usai turun
dari angkot Sabtu (18/3) lalu, akhirnya ditemukan meninggal dunia
Jasad korban diemukan, Selasa
dini hari (21/3) sekitar pukul 03.00 oleh Tim SAR Rimba Laut dan Basarnas
Jember di pantai Nanggelan Desa Curahnongko Tempurejo Jember. Saat ini jasad korban
sudah dibawa ke kamar mayat RSUD dr. Soebandi Jember.
Penemuan jasad siswa SMPN
1 Jember kelas 7 I, asal perumahan pondok Bedadung Kelurahan Kebonsari ,
Kecamatan Sumbersari, ini setelah dilakukan pencarian siang dan malam, , di
pantai sekitar Kawasan Hutan Taman Nasional Meru Betiri.
Penenemuan korban ini
sempat terjadi simpang siur, bahkan di media sosial bermunculan berita hoax
yang mengatakan bahwa korban sudah ditemukan pada hari sebelumnya, namun semua
itu terbantahkan, ketika penemuan pada pencarian hari ketiga ini membuahkan
hasil.
Jasad korban ini sebelumnya
sudah diketahui nelayan Senin sore di selatan pantai Papuma, namun karena ombak
dilaut sangat besar, mereka tidak bisa mendekat, teman-teman mengatakan kalau
ciri-ciri jasad korban iu mengenakan celana seragam sekolah,” ujar salah satu
nelayan asal Puger.
Pada hari Minggu (19/3)
Wawan Seorang Warga Kasiyan Reboan Puger, bersama beberapa nelayan melihat
jasat mengambang di seputaran, di Pamuma (Tengah Kajang). “Dengan ciri-ciri
seperti anak sekolah mengunakan celana panjang seragam Pramuka, kemungkinan
seragam sekolah.”Ungkap Wawan
Menurut Kapolsek
Temporejo, AKP Suhartanto, penemuan ini berkat informasi seorang pencari
burung, yang melihat ada mayat mengapung di pantai Nanggelan. Pernyataan
itu diperkuat anggota Polsek Mumbulsari Aiptu sumardi, Mantan anggota Polair
Puger, yang mendapat informasi nelayan, sekitar Jam 4 sore.
Dia
kemudian mendatangi Polsek Tempurejo. Aiptu sumardi kemudian menghubungi Tim
Sar Rimba laut, Binaan polair polres jember. Atas informasi itu, bersama
Tim sar, Senin (20/3) sekitar Jam 19.00 Wib berangkat, dan akhirnya berhasil
dievakuasi hingga Selasa (21/3) jam 03 pagi.
Sementara
Komandan SRU operasi SAR Rudy Prahara, Timnya telah mendapati korban
ditepi pantai Nanggelan pada Senin pulul 23.00 dengan jenis laki-laki berusia
sekitar belasan tahun, hanya memakai celana dalam, dengan kondisi korban bengkak,
tim evakuasi menuju Dusun Ungkalan, Kecamatan Temporejo
Ia tak
menyangka jenazah terseret arus Sabtu 3 hari lalu itu Eggar, Sebab, jalur
sungai tidak masuk ke kawasan Tempurejo, tapi berakhir di Puger. Karena
itu ia berfikir, tidak mungkin Jenazah sampai ke pantai Nanggelan, Kecuali Laka
laut, Apalagi Jenazah harus melintasi 3 kecamatan, yakni Puger, Ambulu dan
Tempurejo.
Pencarian korban, menurut
Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Heru Widagdo, melibatkan beberapa
pihak, Tim Ranggong BPBD Jember, Basarnas, TNI, Polri dan sejumlah relawan.
“Pencarian ini melibatkan beberapa pihak dari berbagai kalangan serta di bantu
tim relawan,” ujar Heru.
Dari hasil identifikasi
RSD Dokter Subandi, dengan pihak keluarga Jenazah tersebut, adalah
Almarhum eggar, dengan adanya Kepastian itu. Tugas sebagai komandan SRU
pencarian Eggar sudah selesai, sehingga seluruh anggota tim SAR dikembalikan
kepada satuannya masing-masing.
Paman
korban Lukman Hakim, mengakui bahwa Jasat yang evafuasi di kamar mayat dr
Subandi merupakan bagian dari kuluarga, “Kami faham ciri-ciri yang dimiliki
korban, mulai gigi dan fis Wajah serta celana dalam yang masih melekat ditubuh
korban, kesemuanya identik dengan keponakan saya.” Jelasnya.
Diberiakan sebelumnya
bahwa Enggar, terseret arus di selokan usai pulang sekolah bersama dengan dua
temannya, karena turun dari anggko yang saat itu hujan deras, enggar tidak
mengetahui kalau tempat yang ia injak bibir selokan, sehingga terplese dan
terbawa derasnya arus air “trotoar” (edw)