Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Warga Jember Jatim Sabtu (30/9) malam antusias Nonton Bareng (Nobar) film
Penghianatan G 30 S PKI, tampak ribuan tua muda bahkan anak-anak penuhi
Alun-alun kota Jember.
Pemutaran
Film dokumenter di Alun-alun Depan Pemkab Jember, berdurasi 3 jam lebih yang digagas
Dandim 0824 Jember ini dimulai sekitar pukul 20.00 wib hingga hampir jam 20.00
WIB ini membawa berkah tersendiri bagi para pedagang kaki lima, termasuk para penjual
kopi keliling (Kopling).
Dengan
alas seadanya seperti koran bekas, tikar dan karpet serta alas seadanya, mereka
terlihat tertib dan serius mengamati tiap adegan kekejaman PKI terhadap 7
Pahlawan revolosi, sesekali, sejumlah perempuan memejamkan mata ketika melihat
adegan tertentu.
Hadir
pada kesempatan itu, Komandan Kodim 0824 Letkol Inf Rudianto beserta Ny. Mia
Rudianto, Kapolres Jember Akbp Kusworo Wibowo beserta ibu, Kajari Jember Ponco
Hartanto dan Suami Bupati Jember H Abdul Rochim, Danyon Raider 509 Mayor Inf La
Ode M Nurdin, serta para Dansat jajaran TNI lainnya.
“Pemutaran film ini diharapkan
dapat disimak dengan baik, betapa kejamnya PKI itu, jadi kita harus sepakat
bahwa musuh kita adalah faham komunis yang
ingin menggantikan idiologi Pancasila, sebagai
satu-satunya idiologi Bangsa Indonesia” Kata Komandan Kodim 0824 Letkol Inf
Rudianto.
Menurut
Lihin, salah-satu penonton, yang mengaku warga Sadengan Kelurahan Kebonsari
Kecamatan Sumbersari bahwa pemutaran film ini sangat bermanfaat, hal ini
mengingatkan kepada penonton dan generasi muda bahwa kekejaman PKI sunguh tidak
bisa dimaafkan.
“Jangan
sampai mereka diberi kesempatan untuk hidup lagi, mengingat dosa-dosa yang
telah diperbuat itu sangat menyakitkan bangsa Indonesia, darah 7 Jenderal dan
para ulama Indonesia sudah cukup menjadi pelajaran bagi kita semua”, Katanya.
Diniatul Fitria (17 Tahun), salah satu Pelajar SMK Analis Patrang ini juga mengaku sedih melihat para Jenderal diperlakukan tidak manusiawi, Ia
berharap generasi muda menyadari bahwa idiologi Pancasila harus dipertahankan, jangan sampai tergantikan oleh faham komunis.
Hal senada juga
diungkapkan Ridho Hafit Fakih (22), salah-satu pengunjung dari Dusun Kemiri Kecamatan
Panti ini berharap agar jangan sampai generasi muda terjerumus pada faham komunis,
radikal dan lain-lain dan tetap meyakini bahwa Idiologi Pancasila adalah yang cocok untuk harus dipertahankan. (eros)