Situbondo, MAJALAH-GEMPUR.Com. Dari jumlah 58 ribu, Usha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Situbondo, hanya sekitar 500 yang mendapatkan pembinaan dari Anggaran 2 Miliar
rupiah pertahuannya.
Pandangan lain diungkapkan,
Kepala KSP Situbondo Muhammad Muni, menurutnya pemerintah telah melakukan berbagai upaya, agar sektor ini berkembang.
Untuk itu
seluruh pemangku kepentingan proaktif. "Ini
merupakan tantangan sekaligus pekerjaan rumah yang harus kita tangani secara
bersama," ujarnya. (edo)
Belum tuntasnya penanganan UMKM diakui Kepala Dinas UMKM Pemkab Kabupaten (Pemkab) Situbondo
Ahmad Sugiarto. Oleh karena itu, ia mengaku
masih berupaya mencari terobosan anggaran, baik melalui APBD Provinsi maupun
APBN.
“Selama ini kami memang baru bisa dapat memberikan pembinaan kepada pelaku UMKM,
sementara untuk
pengembangannya masih belum dilakukan, karena tidak ditopang dengan anggran
lebih,” Ujarnya Kepada
sejumlah media, Selasa (10/10).
Kelemahan sulit berkembang adalah akses
permodalan, keterbatasan
sumber daya manusia (SDM), bahan baku, hingga inovasi dan teknologi. Padahal, UMKM
menjadi salah satu sektor yang mampu menunjang perekonomian nasional, bahkan bisa
memberikan lapangan kerja yang kemudian menurunkan angka kemiskinan.