Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Pelatihan Basic Life Support (BLS) di GOR
PKPSO Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember Jawa Timru meraih rekor MURI dengan katagori
peserta Pelatihan BLS terbanyak.
Tampak
hadir dalam kekeatan tersebut, Ketua Ikatan dr Indonesia (IDI) Jember dr Indro,
dr Kepala Dinas Kesehatan Prof Jatim. DR dr Khohar Hari Santoso. Sp.An.KIC.KAP
dan Kepala BPJS Regional jatim. Handaryo, serta peserta Kader, Sopir
angkot, Sopir ambulan. TNI/ POLRI. Pekerja sosial, Tagana. (edw).
Pelatihan ini untuk pemberikan
pertolongan pertama untuk orang yang tidak sadarkan diri ini diikuti ribuan
peserta. "Total pesertanya sejumlah 2.548 peserta," terang staf MURI,
Anastasya Siregar, setelah memberikan piagam penghargaan MURI kepada Bupati
Jember, dr. Hj. Faida, MMR., Minggu (3/12).
Menurutnya, prestasi
ini berhasil menumbangkan prestasi sebelumnya yang diraih Universitas Sriwijaya
dengan peserta total 1.903 orang. Basic Life Support (BLS) adalah cara memberikan
pertolongan pertama pada kondisi darurat, seseorang bisa terselamatkan pada 5
menit pertama dengan pijat jantung
Menurut Bupati Jember dr
Faida, MMR bahwa prestasi ini adalah prestasi masyarakat Jember. Pemkab. melalui
Dinkes bersinergi Ikatan Dokter Indonesia berinisiasi untuk melatih masyarakat agar
menguasai teknik BLS. "Kini Jember sudah punya ahli-ahli BLS untuk
menolong sesama dalam kondisi darurat," Jelasnya.
Hal senda disampaikan Ketua
Panitia, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Suryono."Kondisi
darurat dengan terhentinya jantung bisa terjadi dimana saja, maka dari itu,
tidak hanya tenaga kesehatan, justru masyarakat awam harus bisa teknik BLS ini,"
ungkapnya.
Caranya, diawali
dengan menepuk pundak orang yang tidak sadar untuk memastikan atau mengidentifikasi
apakah benar-benar tidak sadarkan diri. "Ditepuk beberapa kali sambil
dipanggil, jika tetap tidak ada respon, maka berteriaklah untuk meminta tolong
untuk mengaktifkan sistim emergency," urainya.
Saat itulah bisa
dilakukan pijat jantung dimana untuk mengetahui lokasinya, dengan membagi dua
tulang dada, bagian terbawah tepat ditemgah. "Disitulah lokasi pijat
jantung, Ditekan seperti memompa sedangkan untuk kecepatannya yaitu
100-120 kali permenit dan tidak boleh terputus-putus," punkasnya.
Salah satu peserta,
warga Desa Sabrang, Ambulu, Supiyanah mengaku pertama kalinya mempelajari
teknik untuk pertolongan pertama. "Saya bersyukur, ini ilmu baru bagi
saya, harapan saya bisa menolong sesama pada waktu-waktu emas tersebut,"
ungkap Supiyanah kepada media ini.