Translate

Iklan

Iklan

Petani Bawang Di Situbondo Terancam Gagal Panen

12/01/17, 17:32 WIB Last Updated 2017-12-01T10:35:41Z
Kadis pertanian Pemkab Situbondo, Farid Kuntadi
Situbondo, MAJALAH-GEMPUR.Com. Akibat tingginya curah hujan sejak dua pekan terakhir mengakibatkan petani bawang merah di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur  mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.

Enccun (34) petani bawang asal Desa Mangaran, kecamatan Mangaran, Situbondo,  mengaku hasil panen yang didapatkan kali ini tidak sesuai harapan. Pucuk daunnya layu membuat buahnya mengecil dan membusuk akibat terkena air hujan."Saya rugi besar sampai jutaan -lah," kelauhnya , Jumat, (01/12/2017).

Karena kondisi tersebut, ia terpaksa memanen bawang yang berumur 65 hari. Jika ditunggu sampai cukup umur, dipastikan akan gagal panen. Hal ini dirasakan hampir semua petani.  "Kalau tunggu cukup umur maka akan mengalami kerugian yang lebih banyak lagi., terpaksa petani melakukan panen lebih awal," kata dia.

Secra detail Enccun mengatakan, dengan 300 kilogram bibit bawang merah yang ditanamnya, ia harus mengeluarkan modal lebih dari Rp 10 juta untuk pengolahan lahan, pemupukan, dan penyemprotan. Itu belum termasuk harga bibit sebanyak Rp 2,5 juta per 100 kilogram.

Sedangkan petani bawang lainnya Burhan (46) warga Tenggir, kecamatan Panji, Situbondo juga menuturkan, tanaman bawang merah sangat rentan terhadap curah hujan, sehingga perubahan cuaca sangat memengaruhi kualitas tanaman.

"Bawang merah cocok ditanam pada musim kemarau. Jika kebanyakan air justru akan membuat tanaman layu dan membusuk sebelum masa panen," kata Burhan. Kini sejumlah petani terpaksa memanfaatkan lahan setelah panen bawang untuk menanam padi.

Di tempat terpisah, dikediamannya Kepala Dinas pertanian Farid Kuntadi, mengatakan, sebaiknya para petani sebelum menanam bawang merah diluar musim, petani perlu mengetahui varietas yang mampu beradaptasi di musim hujan.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) saat ini telah menghasilkan empat varietas bawang merah yang tahan terhadap kondisi banyak air yakni, Pikatan, umur panen normal 55 hari, potensi hasil 6,2 - 23,3 ton/ha dengan keunggulan tahan simpan sampai 6 bulan.

Pancasona, umur panen 57 hari, potensi hasil 6,9 - 23,7 ton/ha dengan keunggulan tahan simpan 3 - 4 bulan , Trisula, umur panen 55 hari, potensi hasil 6,5 - 23,2 ton/ha dengan keunggulan tahan simpan sampai 5 bulan. Mentes, umur panen normal 58 hari, potensi hasil 7,1 - 27,6 ton/ha dan tahan simpan sampai 3 - 4 bulan.

Farid menambahkan, termasuk dalam Pengolahan Lahan Usaha tani bawang merah pada musim hujan dapat dilakukan di lahan sawah dan lahan kering. Tapi, sebaiknya di lahan kering atau tegalan atau di lokasi yang terbuka dan tidak terlindung tanaman besar seperti pohon kelapa dan bambu.

"Jenis tanah yang cocok ialah alluvial, latosol cokelat, andisol. Bisa juga jenis tanah lain yang mudah membuang kelebihan air. Jenis tanah yang sangat liat (kurang porous) seperti grumosol ataupun podsolik merah kuning sebaiknya dihindari", tutupnya.(edo).
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Petani Bawang Di Situbondo Terancam Gagal Panen

Terkini

Close x