Situbondo, MAJALAH-GEMPUR.Com. Selama tahun 2017 lalu sebanyak lima warga Kabupaten Situbondo Jawa Timur menderita difteri hingga berstatus Kejadian luar Biasa (KLB) dan satu diantaranya meninggal dunia.
Satu penderita pelajar
SLTA, satu lagi berstatus siswa Sekolah Dasar.
Kedua penderita ini masing-masing berinisial AF, 18 tahun, asal Desa Pesangrahan,
Kecamatan Jangkar, Situbondo, dan F, 10 tahun
asal Kecamatan Besuki, Situbondo namun AF dirawat di rumah sakit sejak 9 Januari, sedangkan
F dirawat sejak 12 Januari lalu.
"Awal tahun
ini sudah ditemukan dua penderita suspect difteri masih bertatus KLB atau Kejadian Luar Biasa penyakit
difteri," Ungkap Tony Wahyudi, Rabu
(17/01).
Tony menjelaskan,
dua penderita suspect difteri ini masih
menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoer Rahem Situbondo,
satu dari dua penderita sudah bisa diperbolehkan pulang. AF kondisinya sudah
mulai membaik dan akan dilakukan rawat jalan.
Berdasarkan
hasil rekam medis, kata Tony kedua pasien awalnya mengalami sakit tenggorokan
dan sulit makan. Setelah dilakukan
observasi medis, keduanya mengidap suspect difteri. Oleh karena itu kata Tony,
pihak rumah sakit telah melakukan pengobatan intensif, mengingat penyakit
difteri bisa menyebabkan kematian penderitanya.
Sementara itu,
Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, Abu Bakar Abdi menambahkan, berdasarkan hasil
kesepakatan rapat di Provinsi Jawa Timur, beberapa waktu lalu Dinkes akan melakukan vaksinasi secara massal
sebanyak tiga kali, yaitu Januari, Pebruari dan Agustus. Sasaran vaksinasi anak
usia 1 sampai 19 tahun.
Abu
menjabarkan, Kementerian Kesehatan menyebutkan penyebaran difteri harus dicegah
dengan program vaksinasi sebagai respon penyebaran difteri atau Outbreak
Response Immunization ORI. "Hal ini memang gak bisa dianggap
enteng, makanya kita lakukan Vaksinasi sebagi respon merebahnya difetri,"
pungkasnya. (edo).