Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Kapolres Jember Kusworo Wibowo ajak para awak
media yang tergabung di FWLM, Komen, Relawan RTIK Jember dan para nitizen untuk
menjadi Agen pencegah hoax.
“Saat menerima informasi agar
bertabayun (Konfirmasi) dahulu”. tuturnya
pada Pelatihan Fotografi Jurnalistik yang digelar Forum Wartawan Lintas Media
(FWLM), Komunitas Media Online (Komen), Kepolisian Resort (Polres), Relawan
TIK, dan Humas Pemkab Jember Minggu (8/4/2018) Minggu (8/4/2018).
Hal itu bisa dilakukan dengan
cara mengiatkan kepada teman-temanya agar tidak terprovokasi. "Kita harus melakukan kroscek dahulu
terhadap informasi yang kita diperoleh sebelum menyebarkanya”, Jelasnya dalam
kegiatan bertema "Fotojurnalis
melawan Hoax " di cafe & resto tipis -tipis Jalan Danau Toba, sumbersari.
Hadir dalam acara tersebut
Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo SH, SIK, MH kabag Humas, Agus Herwan
Darmanto, Kapolsek Sumbersari, FWLM, organisasi fotografi jurnalis, Info Wong
Jember(IWJ), tim relawan relawan tekhnologi informasi dan komunikasi (RTIK) serta
nitizen.
Selain itu hadir sebagai
narasumber Pelatihan tersebut, Mantan Fotojurnalis Senior dari Media ANTARA Hadianto,
Mantan Fotojurnalis Reuters Inggris, Maleachi Marinsib Maringgi atau akrab
dipanggil Mr. Crack dan Freelance Fotojurnalis Sutanta Aditya.
Hadir menjadi peserta,
para wartawan media patner Bay Memo X, MEMORANDUM, Surabaya Pagi, Pena
Nusantara, Jatim TIMES.com, MEMONTUM.com, Lintas Jatim, Pojok Kiri, DUTA, Baretha
Post, Media Bangsa, Majalah-Gempur.com, Potret Jember, Warta Hukum.
Disamping itu hadir juga
jurnalis Warta TV Jember, Potret Jember, Indikator Online, Titikokm.com, Fakta
Jember, Lensa Rakyat, Publis.com, Memo Nusantara.com, TROPONG, RADAR NASIONAL,
Metro Pos, MEMO INDONESIA, SUARA Indonesia, KORAN MEMO, JemberGo.id, dan METROPOL
Untuk itu Kapolres Jember,
AKBP Kusworo Wibowo, SH, SIK, MH menghimbau para jurnalis dan nitizen berfikir
beribu kali sebelum menyebarkan sebuah informasi yang belum diketahui
kebenarannya. “Check dan Recheck sebelum
menyebarkan, karena bisa-bisa itu hoax dan dapat dijerat hukum,” harapnya.
Yang paling membahayakan
bila mengaploud foto yang diedit kembali, sehingga para pembaca tidak bisa
membedakan mana gambar asli atau editan. Hal-hal seperti inilah yang perlu di
waspadai. Kusworo mencontohkan saat seorang pejabat posisi kepalanya miring, lalu
dijepret, diedit dan digabungkan dengan foto lawan jenisnya, akan menimbulkan
persepsi tertidur di pundaknya. “Nah ini
yang melanggar, mencemarkan nama baik orang-orang, bisa dijerat hukum, ”
tegasnya.
Pelatihan ini bisa menambah
ilmu dan pengalaman, kami mendukung acara ini, karena bisa memberikan masukan
dan menambah wawasan bagi pemburu berita dan nitizen. “Acara ini hendaknya
terus digalakkan agar tercipta wartawan yang handal dan profesional”, pungkas
Kusworo.
Menurut Ketua FWLM Jember,
Ihya Ulumiddin bahwa kegiatan ini salah
satu langkah FWLM memerangi berita Hoax yang
menjadi perhatian serius Pemerintah. " Kegiatan ini memberikan edukasi anggota
dan masyarakat, agar bisa menyampaikan
informasi yang benar dan bermanfaat," ujarnya,
Untuk itu Pria yang akrap
disapa Udik ini mengingatkan dalam mengaploud berita baik di media cetak,
online, medsos, hendaknya dapat membawa kesejukan dengan menghindari
pemberitaan atau gambar berbau hoax, agar tidak menimbulkan keresahan dan
kegaduhan di masyarakat.
Selain itu Ihya Ulumudin,
Ketua Forum Wartawan Lintas Media (FWLM) Kabupaten Jember memambahkan bahwa,
ditengah semakin pesatnya arus teknologi infotmasi dan komunikasi, para pegiat
sosial media dan wartawan media yang menggukan jasa internet dituntut
untuk bijak menggukannya
Harapanya, setalah
mengikuti pelatiham ini tidak mengeshare foto dan berita yang tidak jelas
sumbernya, karena hal tersebut berpotensi menciptakan kegaduhan dan konflik
sosial "Jadi pelatihan ini merupakan upaya melawan Hoax yang saat ini
menjadi salah satu persoalan kebangsaan di negeri kita" ungkapnya
Gara-gara hoax bisa
memecah belah persatuan bangsa, untuk itu kita harus melawan bersama -sama
dengan berita-berita kebenaran. Tentunya, tugas kita saat ini yang dibantu
teman-teman media untuk mencegah dan melawan hoax bersama "Hoax sangat
berbahaya terhadap situasi sosial," imbuhnya
Ihya mencontohkan bila ada
foto yang di edit oleh salah satu orang dan maknanya dirubah dari makna
sebelulnya, kemudian disebar maka foto tersebut akan menciptakan kegaduhan yang
akan memecah belah persatuan," pungkasnya
Menurut Kabag Humas
Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Jember, Herwan
Agus Darmanto, penyampaian informasi bohong sejak jaman dahulu memang bertujuan
negatif, dengan tujuan merusak. “Saat itu dikenal dengan nama Nammimah yang
artinya berita bohong”, Jelasnya.
Nammimah dibuat orang-orang
munafiq yang tujuanya untuk merusak dan menciptakan konflik sosial dengan cara
memciptakan berita bohongan yang kemudian disebar luwaskan kepada khalayak
ummat. “Pelatihan ini akan membawa dampak positif, dan kami mendukung penuh
program ini”, katanya.