Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Pemagaran Stasiun Kereta Api Tanggul Jember Jawa timur yang awalnya dikhawatirkan akan terjadi
gesekan antara pihak PT KAI dengan keluarga Habib Sholeh dan beberapa warga, berlangsung
aman dan lancar.
"Pernyataan keluarga besar itu artinya semua keluarga besar Habib soleh (Alm) setuju, padahal salah-satu keluarga ada yang tidak setuju, kalau pernyataan secara pribadi dari yang hadir mungkin itu benar, tetapi kalau menyebut keluarga besar setuju saya tidak sepakat dan itu tidak benar, " tutur habib soleh saat di temui di rumahnya.
Habib soleh menambahkan bahwa pihaknya bukannya tidak setuju, tetapi hanya meminta agar pemagaran itu tidak sampai menutup tempat parkir "Kami hanya meminta kok mas, karena tanah ini milik negara, dan milik negara juga milik rakyat," tegasnya. (edw/Yond/indra/mif)
Meski pembangunan pagar pembatas oleh PT
KAI Daops 9 pada pukul 09.30 Wib, (10/2) sempat terjadi insiden kecil dari warga,
tidak menyurutkan PT KAI melanjutkan pengerjaan pagar pembatas yang dibuat
melengkung pada jarak 400 Meter dari beton tersebut.
Protes dilakukan lantaran jalannya
menjadi sempit sehingga tidak bisa dilewati dua mobil. Disamping itu pemasangan pagar dianggap terlalu
merangsek ke pemukiman warga yang berjumlah kurang lebih ada 60 orang. warga
meminta agar jangan terlalu dekat sama rumah tinggalnya. Demikian kata Haji
Umamah dan Haji Yusuf .
Menanngapi protes warga tersebut, Daops IX Jember
Sugeng Turnianto menegaskan pemagaran pagar
pembatas tetap akan diteruskan, pasalnya rencana ini sudah dikoordinasikan
dengan semua pihak, termasuk keluarga Habib Sholeh yang disampaikan Cucu nya, Habib
Muksin Bin Umar Assiry.menerima yang diinginkan PT KAI.
Sugeng,
menjelaskan bahwa pembangunan pagar 11 meter dari As Rel sudah sesuai petunjuk
tekhnis PT KAI. Pelaksanaan pembangunan, diperkirakan selesai 6 hari, namum kita
jadwalkan 10 hari ,” ujar Sugeng.
Untuk
mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, ratusan personil kepolisian, TNI, dan
Satpol PP, Senin (10/2) diterjunkan
ke lokasi. “Kami sudah siapkan personil 5 SSK (Satuan Setara Kompi) anggota
Polres dan Polsek, 1 SSK Brimob, serta 2 SSP Kodim,” ungkap Kapolres Jember
AKBP Awang Joko Rumitro SIK M.Si.
Sesuai
permintaan PT. KAI, lanjut Awang, selama kegiatan pemagaran berlangsung yang
diperkirakan memakan waktu 10 hari kedepan, pihaknya akan terus melakukan pengamanan
dilokasi tersebut.
Awang
mengaku sebelumnya sudah melakukan tindakan preventif dengan mempertemukan
Forpimda, keluarga habib Sholeh, tokoh masyarakat, serta pihak PT.KAI. “sudah
ada butir-butir kesepakatan yang sudah saling dimengerti, ” ujar Awang.
Melihat
situasi yang cukup kondusif, Awang mengaku kemungkinan akan menarik sebagian
pasukannya. “Karena memang ada kesepakatan dari keluarga almarhum habib sholeh
dan setuju dengan pemagaran, saya rasa pasukan bisa kami kurangi sesuai
kebutuhan,” jelasnya.
Salah
satu kesepakatan yang disetujui, adalah pagar akan diberi ventilasi. Sehingga
warga diselatan stasiun masih bisa melihat suasana stasiun. Selain itu, pagar
juga akan dipasang pintu dua meter supaya warga yang ingin ke makam Habib
Sholeh lewat stasiun tidak usah memutar jalan.
Satu
cucu Almarhum Habib Sholeh, Habib Muchsin membenarkan dirinya mendukung pemagaran
tersebut. “Sudah kesepakatan bersama dan sudah dirunding dengan keluarga,
khususnya anak dari Almarhum Habib Sholeh sudah menyetujui pemagaran ini,”
tegas Habib Muchsin
Adapun
syarat-syarat pemagaran diakui Habib Muchsin sebelumnya sudah dirunding di
kantor kecamatan Tanggul. “Syarat-syarat itu, diantaranya adalah ukuran dan
bentuk pagar, Alhamdulilah, pemagaran ini sesuai dengan yang kita sepakati,”
ungkapnya.
Bahkan Habib Muchsin
mengaku sangat berterima kasih kepada PT. KAI, karena sudah bertoleransi
memberikan fasilitas khususnya kepada keluarga almarhum Habib Sholeh dan kepada
masyarakat. Karena tanah yang di pagar masih ada sisa beberapa meter.
Diberitakan
sebelumnya Rencana pembangunan pagar pembatas ditentang Habib Haedar, salah-satu
cucu Habib Sholeh dan beberapa warga setempat. Keberadaan pagar pembatas
dianggap mengganggu warga, pelajar dan tempat Wisata religi.
Pembangunan
pagar menurutnya terlalu tinggi, jaraknya juga terlalu dekat dengan makam. “Mari
kita pikirkan juga kepentingan masyarakat, kami meminta PT KAI Membangun agak
ke utara, 1 meter dari Timbangan" kata Habib yang juga ketua FPI Jawa Timur
Senin (13/01). usai Musyawaroh di kecamatan Tanggul.
Namun
harapan ini.tidak digubris, PT KAI bersikukuh tetap melanjutkan pembangunan
sesuai juknis, sehingga musyawarah yang di hadiri Sekda; Sugiarto, Asisten I;
Sigit Akbar, Kepala BPN, ketua DPRD; Saptono Yusuf, Dandim; Wirawan, tokoh
Agama, ketua MUI; Prof. Abdul Halim Soebahar, ketua NU Gus Aap, dan ketua Muhammadiyah,
Kasman , Keluarga besar Habib Sholeh dan tokoh masyarakat, yang pimpin kapolres
AKBP Awang JR sempat memanas.
Untuk
mencari solosi pembangunan yang akan dimulai Minggu 10 Pebruari 2014, Senen
(27/01) kembali digelar rapat ditempat yang sama. Pertemuan sekitar jam 14.00
Wib yang dipimpin Kapolres Jember, dihadiri Forpinda dan Pihak PT KAI,
sementara dari keluarga habib Sholeh (Alm), dihadiri habib Taufik dan Habib
Indrus, sedangkan Habib Haidar yang sebelumnya meminta agar pembagunan pagar
disisakan 4 Meter dari Makam Habib Sholeh, tidak hadir.
Dalam
pertemuan tersebut disepakati 10 Item, namun
ditempat terpisah salah satu poin ditentang cucu Habib Sholeh dari
putra habib muhammad bernama Habib soleh. Dalam item nomer 1 yang berbunyi bahwa
Keluarga besar Habib Sholeh menyatakan setuju dengan Pemagaran stasiun.
"Pernyataan keluarga besar itu artinya semua keluarga besar Habib soleh (Alm) setuju, padahal salah-satu keluarga ada yang tidak setuju, kalau pernyataan secara pribadi dari yang hadir mungkin itu benar, tetapi kalau menyebut keluarga besar setuju saya tidak sepakat dan itu tidak benar, " tutur habib soleh saat di temui di rumahnya.
Habib soleh menambahkan bahwa pihaknya bukannya tidak setuju, tetapi hanya meminta agar pemagaran itu tidak sampai menutup tempat parkir "Kami hanya meminta kok mas, karena tanah ini milik negara, dan milik negara juga milik rakyat," tegasnya. (edw/Yond/indra/mif)