
Aksi do'a
dan zdikir bersama ini juga dimaksudkan untuk meminta keselamatan dari bencana
alam. Menurut Kyai Saibani, imam istighosah, kegiatan ini berangkat dari
keprihatinan warga sekitar dan sejumlah tokoh masyarakat dengan maraknya
penambangan emas dikawasan Gunung Manggar.
Pasalnya
masyarakat sekitarlah yang akan terkena dampak negatif dari penambangan itu,
seperti rusaknya tatanan sosial
budaya warga, serta hancurnya ekosistem dan lingkungan dalam jangka panjang.
Hal
senada juga dikatakan Asisten Perhutani Sukatno, menurut Sukatno selama ini pihaknya terus aktif
melakukan kampanye tolak tambang, baik dengan pendekatan persuasif maupun
represif, “Istghosah ini adalah salah satu pendekatan persuasif kami, agar
masyarakat tidak melakukan aktifitas penambangan emas,” katanya, Senin (15/9).
Tak hanya
itu, sejak ia menjabat sebagai pemangku hutan dikawasan gunung manggar ini, tak
sedikit pula penambang yang telah telah ditahan, meski ia mengakui jika masih
ada penambang yang beraksi dihutan panguannya itu, “hingga saat ini, kami masih
tetap melakukan operasi penambang liar, alhamdulillah sejauh ini sudah ada penurunan
jumlah para penambang,” paparnya.
Dalam
waktu dekat, lanjut Sukatno, Perhutani akan terus melakukan sosialisasi dampak
bahaya eksploitasi tambang emas tersebut, “dalam waktu dekat kami akan
mengadakan kemah di kawasan hutan dengan melibatkan semua stake holder, seperti Pramuka, Polri, TNI, LMDH, LSM dan tokoh
Masyarakat,” terangnya.
Rencanya,
kemah bersama ini juga untuk menutupi lubang-lubang bekas galian tambang.
Sebab, dikuatirkannya, lubang-lubang itu akan menimbulkan bahaya pada
masyarakat setempat saat mencari rumput atau ranting kayu yang kering. Menurutnya, kedalaman lubang bekas galian
tambang itu cukup dalam mencapai 10 meter hingga 15 meter, “ini sangat
berbahaya sekali pada masyarakat sekitar,” tuturnya.
Oleh
karena itu, kata Sukatno, pihaknya akan bersikap tegas bila masih ada penambang
yang ngotot melakukan aktifitas penambangan,
“siapapun yang menambang akan kami tangkap dan kami serahkan pada pihak
kepolisian,” tegasnya.
Sejumlah
tokoh yang turut hadir dalam Istighotsah ini, diantaranya Kyai Saibani Pengasuh
Pondok Pesantren Tahsinul Khuluq Desa Tanjungrejo, Kyai Sonan Pengasuh Ponpes
Nurul Fatah Desa Kesilir, serta Kyai
Samsul Hadi Pengasuh Ponpes Roudlotus Salam Desa Tanjungrejo. (Ruz).