Kunjungan para pengurus
organisasi putra kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Yasrama Gumuk
Sanggar desa Baratan ini dimaksudkan untuk mengenal lebih dekat bagaimana
cara bertani dengan sitem Hidroponik Green Hause ini.
“Kami sangat tertarik sekali, makanya kami kesini bersama
pengurus untuk belajar bagaimana bertani Hidroponik dengan sistem greend hause ini, mudah-mudahan
bisa dikembangkan di Pondok-pondok Pesantren” Jelas Ketua Asparagus Jember, Gus Rodi
Menurut salah-satu Pimpinan Pengurus Pondok Pesantren
(Ponpes) Darus Sholah, Tegal Besar Kaliwates ini, sebenarnya Ponpes ini memiliki potensi besar, ada ribuan Pesantren besar maupun kecil. Ini
bisa menjadi produksen sekaligus pasar yang belum tergali.
“Di Ponpes Jember ini, hidup ratusan ribu Santri putra maupun putri dan sejumlah
lahan yang masih belum dimanfaatkan, khususnya di desa-desa. Ini potensi ysmh terpendam. Bisa dijadikan Pasar sekaligus Produksen. Jika dikelola dengan baik saya yakin akan luar
biasa ” Jelasnya
Pernyataan ini dikuatkan Gus Robif, Putra Kiai asal kecamatan Umbulsari Ia mengaku bahwa lahan yang
belum dimanfaatkan di pondoknya masih cukup luas, karena masih belum tau
ilmunya, maka masih dibiarkan begitu saja.
Padahal kalau dimanfaatkan untuk menanam sayur, seperti
kangkung, sawi dan sayuran lain, saya yakim kita bisa mandiri dan tidak akan tergantung sama orang lain. Pasalnya selama ini kita harus dibeli sayuran tidak kurang dari dua sak..
”Saya terkadang ketawa sendiri kalau melihat santri membeli dan membawa sayuran sampai dua sak, masak beli sayuran kok sampai sebanyak itu, kayak mau memberi makanin sama siapa, tapi nyatanya habis, itu baru sayur?” kata Gus dengan gaya ceplas-ceplos ini.
”Saya terkadang ketawa sendiri kalau melihat santri membeli dan membawa sayuran sampai dua sak, masak beli sayuran kok sampai sebanyak itu, kayak mau memberi makanin sama siapa, tapi nyatanya habis, itu baru sayur?” kata Gus dengan gaya ceplas-ceplos ini.
Belum lagi kebutuhan lain yang dibutuhkan ratusan ribu
santri se Jember, ini jelas pasar yang sangat menggiurkan. “Untuk itu sudah saatnya pesantren mandiri dan bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, khususnya kebutuhan sehari-hari”
Timpal Gus Fauzan.
“Makanya kami berfikir bagaimana pesantren dapat memanfaatkan
potensinya . Sebagai Lembaga dari Putra-putra kiai, kami ingin mengembangkan
ekonomi pesantren, Sebelum mengembangkan yang lain, mungkin bertani Hydroponik,
bisa kita awali” Pungkasnya.
Seperti gayung bersambut, pemikiran itu tidak bertepuk
sebelah tangan. Ketua Pengurus Yasrama, Kustiono Musri, menyampaikan kesenangannya
dikunjungi para oleh Putra Kiai NU ini. Menurutnya mimpi itu juga terselip di
benaknya.
“Saya juga mimpi, untuk mengembankan Hydroponik ke seribu
pesantren, kedatangan para Lora dan Gus, membuat mimpi itu mendekati
kenyataan. Kami berharap pertemuan ini bukan akhir, tapi awal. Kami siap 25 jam
menerima kedatangan njenengan” Pungkanya.
Sebelumnya para Lora dan Gus yang datang setelah Sholat
Asar, langsung menuju lokasi penanaman Hydroponik, ada beberapa sayuran yang ditanam Greend House ini, diantaranya Sawi,
Kangkung, lombok, Tomat dan lainnya.
Dalam kesempatan itu tampak para Lora dan Gus-gus ini serius mengamati semua jenis tanaman sayuran,
sambil menanyakan pola tanamnya mulai dari sistem
penanaman, perawatan, biaya yang dibutuhkan, tenaga dan pemasarannya. (eros)