
Upaya Intimidasi oleh Oknum Kepala desa (Kades)
dan sejumlah oknum Kepala Sekolah (Kasek) Desa Tamansari Mumbulsari, Lantaran Jurnalis
yang biasa di Panggil Monas ini diduga akan mempublikasikan kasus dugaan penyelewengan
dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) di ke Tiga Sekolah tersebut.
Awal penganiayaan ini terjadi di Pujasera
Jalan PB Sudirman depan Dinas Sosial ( Dinsos) Jember. "Malam itu saya yang
siangnya sudah janji wawancara, bertemu dengan tiga oknum kepala sekolah, ketika
saya mau pulang, setelah saya menolak dikasih uang agar tidak dipublikasikan, datanglah
segerombolan orang” Jelasnya
Bahkan saat itu sempat terjadi cek-cok,
dan langsung memaksa masuk kedalam mobil yang mereka sudah dipersiapkan“ Saya langsung
dimasukkan ke dalam mobil secara paksa, ketika hendak mengambil sepeda di
parkiran Pujasera, seingat saya ada 4 mobil saat kejadian jam 22.00 wib itu"
Kisah Monas.
Setiba di salah satu SPBU di Jl. Basuki
Rahmad selatan Pasar Sabtuan, sekelompok orang yang menggunakan mobil jenis
Avanza warna hitam, korban diturunkan dan dimasukkan dalam Musholla. Di
parkiran SPBU ada beberapa mobil yang diduga anggota dari orang yang meculik
dirinya.
Ketika di Musholla, Monas mendapat
perlakuan kasar dan pukulan dari sejumlah orang. "Usai dipukuli, saya
dinaikkan ke mobil lagi, tapi di mobil yang berbeda, dan didalamnya ada tiga
kepala sekolah dan kades serta beberapa orang, sekitar 7-8 orang, dan saya
dibawa ke Mumbulsari," jelasnya.
Selama perjalanan, ia masih terus mendapat
ancaman dan penganiayaan. Sesampai di salah-satu balai desa di Mumbulsari, ia
kembali mendapat perlakuan kasar, bahkan banyak warga yang menyaksikan malam
itu "Saat dimobil saya sempat mendengar ancaman kalau saya mau dibunuh. Katanya
"Saat saya dipukuli, teman saya yang
juga anggota salah-satu LSM datang, tapi dia juga dipukuli oleh orang orang ada
di balai desa tersebut, saya baru bisa keluar dari balai desa sekitar jam 4
pagi, itupun setelah saya memberikan 'sanjungan' kepada kades," Pungkasnya
Atas kejadianya tersebut M Nasir yang di ampingi
oleh sejumlah wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Lintas Media (FWLM)
Jember, Senin siang (27/3) mendatangi dan melaporkan kejadian tersebut ke
Mapolres Jember.
Kejadian ini berawal dari korban yang hendak mewawancarai dugaan penyelewengan
KIP Sabtu siang (25/3) ke tiga Oknum
Kepala Sekolah di Tamansari, setelah mendapat informasi dari Abdurahman, salah-satu
anggota LSM MP3 Jember, yang mendapat laporan warga.
Dana yang yang seharusnya diberikan kepada siswa, ternyata diambil
oknum kepala sekolah. Kemudian Wali Murid bertanya ke pihak sekolah, akhirnya
diberi surat pengantar dan kartu KIP, ketika siswa ke Bank BRI. Ternyata uangnya
sudah dicairkan oleh pihak sekolah.
Lantaran kasusnya akan di publikasikan, kemungkinan ketiga oknum Kepala
Sekolah dan Kepala Desa kemungkinan marah yang kemudian berujung penganiayaan, penyekapan dan pengancaman
pembunuhan kepada korban, sampai terjadinya pelaporan ke Mapolres Jember.
Ketua LSM MP3, Farid Wajdi, mengakui kejadiannya setelah anggotanya,
mendapat keluhan penyelewengan dana KIP dari masyarkat. “Setelah disampaikan Kasek, di mediasi Kades,
kemudian uang dikembalikan ke sejumlah murid dengan nominal berbeda, di masjid
setempat”. Katanya menirukan cerita anggotanya
Farid, menampik, rumor ada konpensasi mediasi, pasalnya Ia tidak merasa
menerima uang itu, bahkan Ia mengaku pernah mengklarifikasi hal itu, ketika ditanya
anggotanya, saat bertemu di Mumbulsari. “Kami masih akan menunggu perkembangan
penyelidikan dulu lah, sebelum sampai ke rana hukum” Pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut Pimpinan Redaksi (Pemred) Bidik, Zainul Arifin minta Polres Jember
mengusut tuntas kasus ini, “Kami meminta Kapolres mengusut tuntas kasus ini, pasalnya
saat itu ia sedang melaksanakan tugas jurnalis” Tegasnya saat diklarifikasi
media ini melalui telephone selulernya.
Pantauan media ini, usai korban melaporkan itu, tampak korban dan sejumlah oknum Kepala sekolah dan Kepala
desa serta sejumlah saksi di Panggil Polres
Jember untuk dimintai keterangan lebih lanjut, atas kasus penyekapan, penganiayaan
dan ancaman pembunuhan itu.
Hingga berita ini dipublikasikan, sejumlah fihak terkait, seperti korban,
pelaku dan pihak kepolisian masih belum dapat diklarifikasi, pasalnya Polisi
masih melakukan penyelidikan, masih dilakukan pemeriksaan kepada korban dan
sejumlah saksi. (Yond/midd/edw)