Situbondo, MAJALAH-GEMPUR.Com. Desa Cobbuk kecamatan, Arjasa, merupakan
salah satu desa pedalaman yang berada di balik hutan, Desa terpencil ini terletak di sektor selatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Dia
berharap pemerintah mau memperhatikan pembangunan infastruktur desa Cobbuk yang dihuni 300 kepala keluarga (KK). Pemerintah juga diminta menjamin pendidikan
warga desa Mulai dari SD, SMP dan SMA, dan bagi yang ingin melanjutkan
ke perguruan
tinggi,
termasuk diberi akses pekerjaan. (Edo).
Untuk menuju ke desa itu harus menempuh tiga jam perjalanan darat dari
kota Situbondo, dengan melewati jalan dihamparan bebatuan
padas berkelok-kelok
di sepanjang lereng pegunungan. Mereka yang tinggal di Desa uu bersama 300 KK, hidup dengan segala keterbatasan.
Pasalnya
mereka sangat tertinggal dalam
berbagai sektor,
baik sektor pembangunan, baik sarana dan prasarana infrastruktur jalan maupun sektor pembangunan sektor yang lain. Seperti jalan
disana belum tersentuh aspal, kecuali baru 20 kilometer dengan kondisi jalan
belum aspal, Jalan lainnya berupa tanah dan kerikil.
Kalau musim
hujan muncul kubangan di sana-sini, begitu juga kala cuaca panas, debu
bertebaran dan potensi Longsor. Demikian juga Soal
pelayanan kesehatan,
warga harus menempuh kurang
lebih 12 kilo meter, selain itu faktor sarana dan prasarana pendidikan yang minim.
Ihwal layanan
pendidikan, di desa Cobbuk hanya ada satu-satunya Sekolah Dasar (SD) dengan segala keterbasannya. Jika sudah tamat SD, banyak dari mereka yang tidak melanjutkan pendidikan ke SMP bahkan SMA.
Selain jarak yang sulit dijangkau, faktor ekonomi juga jadi penghalang.
Maka tak heran,
bila sudah selesai mengenyam pendidikan di SD, banyak anak-anak didesa Cobbuk memilih
bekerja ikut orang tuanya bercocok tanam. "Hampir 98 persen warga sehabis tamat SD langsung
bertani, sebagian melangsungkan pendidikan di pondok pesantren" kata
Kepala Desa Arwiyatin, sabtu (22/09).
Menurutnya, mencari
nafkah dengan bertani
sudah jadi kebiasaan turun
temurun. Sehingga, jika ada orangtua bertani maka mereka akan mengajak anak-anaknya
mengikuti jejaknya. "Kemungkinan juga
dikarenakan di desa kami hanya ada satu SD saja, namun belakangan, mulai memilih kerja di perkebunan. ," jelasnya.
Seperti saluran
listrik yang hingga kini belum terealisasi padahal
kata Arwiyatin , warga desa Cobbuk selama ini harus mengeluarkan kocek sendiri
untuk menggunakan tenaga surya dan Genset . Warga desa Cobbuk berharap pemerintah merealisasikan aliran listrik ke
desanya.