Selamat atas dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati Jember

Selamat atas dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati Jember

Selamat Hari Jadi Jember ke 96

https://draft.blogger.com/blog/page/edit/1360945809311009771/7858131956542366929

Translate

Iklan

Iklan

Haji Her: Sosok Inspiratif Madura, Dari Petani Tembakau Hingga Penyelamat Ekonomi Lokal

6/23/25, 08:00 WIB Last Updated 2025-06-23T01:00:50Z

 Surabaya - Di ujung timur Pulau Garam, di antara kepulan asap tembakau dan debu jalanan Madura, berdiri sosok yang tak hanya bicara soal laba, tapi juga tentang harga diri: Haji Her. Di mata sebagian orang, ia mungkin sekadar pengusaha sukses. Tapi bagi ribuan petani dan pemuda Madura, ia adalah mercusuar di tengah kabut ketidakpastian ekonomi.


Haji Her tidak lahir dari menara gading. Ia tumbuh dari kerasnya hidup, dari pasar-pasar rakyat, dari peluh para petani yang menggantungkan harapan pada selembar daun tembakau. Ia tahu betul bahwa bagi orang Madura, tanah bukan sekadar tempat berpijak, tapi identitas. Dan di situlah ia menanam bukan hanya tembakau, melainkan perubahan.


Ketika banyak pelaku bisnis sibuk mencari margin, Haji Her justru mencari makna. Di saat petani mengeluh harga anjlok, atau merasa ditindas permainan tengkulak, ia hadir bukan sekadar memberi motivasi, tapi solusi nyata. Lewat langkah konkret—mendirikan Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau se-Madura (P4TM), menemui pabrik-pabrik rokok, dan memediasi harga—ia menjadi jembatan antara desa dan industri, antara suara kecil dan kebijakan besar.


Ia tidak datang membawa janji manis, tapi kerja nyata. Ia menolak cara pandang lama yang memposisikan petani sebagai objek penderita. Baginya, petani harus berdiri sejajar, bukan berjongkok meminta belas kasihan. Mereka harus diajak berdiskusi, diberi ruang negosiasi, dan dihargai bukan karena belas rasa, tapi karena kontribusi mereka terhadap ekonomi bangsa.


Namun Haji Her tak hanya bicara soal masa kini. Ia menatap masa depan, dan di sanalah ia menemukan kekuatan lain: pemuda. Di tengah gelombang urbanisasi dan pesimisme anak muda terhadap tanah kelahirannya, Haji Her tampil sebagai suara yang menyemangati: bahwa pulang bukan kekalahan, dan membangun desa bukan kemunduran.


Ia aktif mengajak generasi muda untuk terjun ke dunia wirausaha, pertanian modern, dan manajemen komunitas. Ia paham, bonus demografi hanya akan jadi angka sia-sia jika anak muda tak diberi alat, kesempatan, dan teladan. Maka ia pun membuka jalan—dengan pelatihan, mentoring, bahkan bantuan modal usaha. Pemuda baginya bukan penonton sejarah, tapi penulis bab-bab baru bagi Madura.


Di tangan Haji Her, bisnis bukan hanya soal hitungan kertas, tapi pergerakan nilai. Ia menjadikan keuntungan sebagai alat, bukan tujuan semata. Ia tak ragu mendonasikan ratusan juta untuk kemanusiaan, termasuk bagi rakyat Palestina. Tapi lebih dari itu, ia menanam investasi paling bernilai: kepercayaan dari masyarakatnya sendiri.


Kisah Haji Her adalah antitesis dari narasi pembangunan elitis. Ia membuktikan bahwa dari sebuah pulau kecil, dari ladang-ladang tembakau yang panas dan berdebu, bisa tumbuh kekuatan besar—jika dijalankan dengan visi, keberpihakan, dan keberanian. Ia menunjukkan bahwa yang dibutuhkan negeri ini bukan sekadar investor besar atau teknologi tinggi, tapi hati yang berpihak dan kaki yang menapak tanah.


Madura mungkin tidak ramai diberitakan. Tapi dari sanalah, lewat figur seperti Haji Her, kita diajak memahami makna kemajuan yang sebenarnya: bukan sekadar pertumbuhan ekonomi, tapi tumbuhnya rasa memiliki, harga diri, dan harapan bersama. Dan dari Madura pula, suara Haji Her menggema: bahwa membela rakyat bukan tugas negara saja—itu juga tugas kita semua yang mampu da


n peduli. (r1ck)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Haji Her: Sosok Inspiratif Madura, Dari Petani Tembakau Hingga Penyelamat Ekonomi Lokal

Terkini

Close x