![]() |
Ir Matsakur Kepala Dishutbun |
Dari target 300 ton HS
kering (kopi dengan kulit tanduk) berhasil tercapai hingga 529,2 ton dengan
nilai Rp 19 miliar lebih. Sementara dari target 25 ton biji kering (oce) kopi
robusta, berhasil tercapai 29,8 ton dengan nilai 600 juta lebih.
“Untuk target tahun 2014
300 ton HS kering, capaiannya sampai tutup panen melampaui sampai 529,2 ton.
Untuk kluster kopi arabika mencapai Rp 19.5 miliar. Sedangkan kopi robusta
targetnya 25 ton oce, capaiannya 29,8 ton dengan nilai Rp 655,6 juta. Keseluruhan
nilainya 20,2 miliar,” kata Suhardjo saat ditemui, Selasa (16/09).
Capaian ini tidak lepas
dari tingginya harga jual kopi dunia saat ini yang mencapai Rp 37 ribu/kg untuk
kopi arabika dan Rp 22 ribu/kg untuk kopi robusta. Selain itu, cuaca yang
mendukung juga menjadi salah satu faktor tingginya produktivitas kopi di
Bondowoso.
Jika dibandingkan tahun
2013, kata Suhardjo, capaian tahun ini semakin membuktikan Bondowoso mampu
menghasilkan kopi dengan kualitas ekpor yang baik. Dishutbun mencatat, tahun
2013 lalu capaian panen kopi arabika hanya 106,3 ton atau Rp 2,34 miliar.
Sementara capaian tahun 2012 sebanyak 235 ton dengan nilai Rp 8,2 miliar.