Hal
inilah yang duga jadi biang ambrolnya atap Pendopo Bupati Jember. “Sebenarnya saya
sudah meminta pejabat berwenang memperbaikinya, tukangnyapun siap, namun malah ditawari
mebeler baru, “Ya saya tolak, masak setiap ganti pemimpin, semua barang mau
diganti, ini tradisi yang buruk”
Dimikian
disampaikan oleh Bupati Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Jember dr Faida, MMR kepada sejumlah media massa, ketika mensikapi
ambrolnya atap rumah dinas Pendopo Wahya Wibhawa Graha Kabupaten Jember sekitar
jam 11,00 Senin siang (25/7)
“Saya
perihatin, dengan pemerintahan (sebelumnya) yang kurang memperhatikan pemeliharaan
aset-aset negara ini, para birokrat lebih suka membelair baru dari pada
memperbaiki barang yang sudah ada, saya kira tidak ada pasal yang mengharuskan setiap
ganti bupati baru, semua mebeler harus diganti”. Paparnya.
Sementara
yang rusak tidak diminit, tidak ada woksopnya, tidak dihapus, dan tidak
dihibahkan, dari sisi ketersiasiannya yang sifatnya dosa itu kita tidak bisa
membiarkan. “Karena Jember sekarang menjadi tanggung jawab saya, maka saya
bertekat merubah mainset birokrasi Jember”.
Tambanya
Dampaknya
ketika dirinya pertama kali masuk rumah dinas, usai dilantik menjadi bupati, menjadi
korban. Semua mebuler di ruang kerja, ruang tamu VIP, Kamar tidur, lukisan, korden,
perlengkapan dapur, sebagian besar tidak berada di tempat, seluruh ruangan
nyaris dalam kondisi kosong.
Guna
mengisi sejumlah perabot, baik di ruang tamu, kamar, dapur, ruang kerja dan di tempat
lain, perempuan pertama orang nomor satu di Jember ini mengaku rela memilih dan
memilah mebeler yang baik dan yang bisa diperbaiki serta barang-barang yang
masih bisa dipakai.
Langkah
konkrit untuk itu, Faida menyulap garasi di pendapa menjadi workshop.
Workshop ini berfungsi sebagai bengkel, yang menjadi tempat perbaikan
barang-barang mebelair dan inventaris kantor lainnya di lingkungan Pemkab
Jember.
Untuk itu saya meminta seluruh SKPD menuntaskan inventarisasi. Setelah dihitung-hitung
biayanya hanya puluhan juta saja, dan dapat menghemat kurang lebih 10 Millyar, anggaran
tersebut bisa dialokasikan kepada hal-hal yang lebih penting yang akan merubah
nasibnya masyarakat jember. Tutupnya (eros)