
Dengan diiringi alunan musih Rebana, ribuan jamaah yang menghadiri acara
tersebut tampak semangat melantunkan alunan Sholawat dan puji-pujian Kepada
Nabi Muhammad SAW yang dipandu oleh Pimpinan Jamaah Sholawat Ahbabul Mustofa
Pimpinan Gus Nur Sholeh.
Disampaing Pimpingan jamaah Sholawat Ahbabul Mustofa, Gus Nur Sholeh,
hadir juga Ketua Suriyah Nahdlatul Ulama (NU) Kencong, KH Khoirzad Maddah dan Para
Kiai, Mupika Kecamatan Gumukmas, Babinsa dan Babinkamtibmas Menampu, Pengurus NU,
Muslimat dan Fatayat NU, IPNU-IPPNU dan masyarakat.
Menurut Ketua Panitia H Syamsul Arifin bahwa Jamaah Angkringan yang
dipimpin oleh Gus Imam Nawawi diikuti oleh berbagai macam elemen, mereka terdiri dari petani, pedagang, pejabat,
bahkan ada yang dari unsur pemerintah dan pejabat keamanan baik TNI maupun
Polri.
“Kegiatan setiap malan Jumat manis ini murni kegiatan ibadah, semata-mata
hanya untuk mendapatkan Ridho dari Allah SWT, dengan memperbanyak membaca sholawat
Nabi, Istigotsah seraya memohon ampunan atas dosa-dosa yang terlah diperbuat serta
memohon mudah-mudahan segala keinginannya terkabul”, jelasnya.
Hal senada juga disampaikan sekretaris Panitia M Ali Muhsin, bahwa
disampaing melakukan kegiatan rutin setiap bulan pada malam Jumat, kegiatan
sholawan untuk keselamatan bangsa ini sudah menjadi agenda tahunan yang
dilaksanakan setuap bulan sawal.
Sementara Rois Suriya NU Cabang Kencong KH Khoirzad Maddah mengingatkan
bahwa jangan ada keraguan dalam belajar agama islam, Ridha Allah pasti menyertainya.
“Jika kita di akhrat ingin bersama Rosulullah SAW, perbanyaklah membaca
sholawat, dan jangan lupa ajaklah anak untuk belajar agama” Harapnya.
Untuk itu pria yang se hari-hari akrab disapa Gus Yak ini berharap untuk
memondokkan anaknya di Pesantren-pesantren. Orang tua jangan punya perasaan takut
jika mondok anaknya nanti tidak akan dapat pekerjaan dan kelaparan, Allah pasti
akan mencukupi kebutuhan hidupnya.
Pasalnya menurutnya Allah meringkas Ilmu yang banyak itu dengan dua Ilmu
yaitu ilmu yang bisa dipelajari dengan tulisan yang ditulis oleh Ulama dan Ilmu
yang muncul dari rasa (Roso: tidak dapat ditulis; red) yang didapat dari para wali
Allah. “Ilmu yang doda
Ilmu Rasa ini datangnya dari Wali dan bisa diperoleh Dari pesantren, bahkan
Gus Yak mencontohkan kisah Abu Hanifa yang disuruh ibunya untuk belajar tukang
kayu, lantaran diketahui belajar agama, ibunya melarang dan diajak pulang,
namun setelah diberi penjelasan oleh gurunya, akhirnya ibunya menerima
nasehatnya.
“Jangan diajak pulang, biarlah Abu Hanifa belajar agama disini, Insya
Allah dikemudian hari Anakmu tidak akan
kelaparan dan akan memakan makanan seperti yang dimakan oleh para raja”, tutur
Gus Yak menceritakan kisah Kiainya yang menjjelasan kepada Ibunya yang akhirnya
ibunya merestui.