Para aktivis peduli iklim ini, mengingatkan pemerintah bahwa dunia sedang menghadapi krisis lingkungan yang mengancam banyak sektor, korban jiwa, memperburuk produksi pangan, menghancurkan alam, dan menghambat pertumbuhan ekonomi. “Beberapa dari kerusakan sudah terjadi dan tidak dapat diubah lagi," ujar Koordinator Lapangan Aulian Milki Toha Larobi.
Menurutnya, komitmen dunia sekarang perlu adanya melakukan aksi global antisipatif bersama, untuk menghindari kedaruratan iklim , yang mengancam keselamatan makhluk hidup, khususnya di Indonesia.
"Tingkatkan komitmen Iklim Indonesia sesuai dengan Perjanjian Paris. Dan berhenti investasi di sektor energi kotor dan tingkatkan investasi di sektor energi bersih terbarukan untuk pertumbuhan ekonomi yang sehat," tambah Aulian
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga harus menjamin keadilan serta keamanan bagi semua pejuang lingkungan, dengan mencabut kebijakan yang merusak lingkungan. "Dan prioritaskan kebijakan yang menjadi solusi /penanggulangan krisis iklim, Keadilan iklim bagi semua mahluk hidup," katanya.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Jember juga harus membuat kebijakan daerah terkait Iklim yang responsif gender, disabilitas, dan sosial Inklusi. "Dan Berikan dukungan terhadap program-program dan kegiatan, dengan anggaran yang memadai untuk menghadapi Krisis Iklim," katannya
Aulian juga menuntut Bupati Jember Hendy Siswanto untuk menghemat energi, minimal dengan mematikan lampu pada hari Sabtu 26 Maret 2022 dari jam 20.30 hingga 21.30. "Melakukan pengkajian ulang terkait perizinan yang berhubungan dengan lingkungan, serta mengkonservasi lingkungan di kabupaten Jember," pungkasnya.(eros).