
Keberhasilan mengungkap aksi
bom bunuhdiri yang menewaskan pelaku dan mencederai salah-seorang aparat di
Jawa Tengah dan menembak mati sang pemimpin kelompok Radikal di Poso ini tak lepas
dari keseriusan anggota Polri yang dibantu TNI dalam menumpas aksi terorisme di
Indonesia.
Polri sebagai salah-satu aparat
penegak hukum di Indonesia dan juga memelihara ketertiban masyarakat dituntut untuk terus bergerak dan
bergerak lagi dalam menjaga keamanan bangsa Indonesia. Tidak ada istilah diam ditempat
untuk mengungkap kasus yang berhubungan dengan teroris, sebab aksi ini sangat merugikan seluruh lapisan
masyarakat.
Jika kita mengkaji ulang dalam
tindakan kepolisian yang berpedoman pada tugas Pre-emtif, Preventive dan Represif,
sejatinya Polri telah berupaya semaksimal mungkin menerapkan pedoman tersebut sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Kita bisa lihat, dalam tugas pre-emtif, polisi memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat
agar masalah-masalah sosial yang terjadi tidak berkembang menjadi gangguan
kamtibmas khususnya masalah terorisme.
Dalam hal tugas pokok yang
satu ini, Polri bekerjasama dengan beberapa pihak terkait, dengan meluncurkan game tumpas teroris. Dalam aksi game ini menggambarkan
aksi menumpas teroris. Satu pesan yang disampaikan dalam game ini adalah “Mari kita jaga
Indonesia dari berbagai ancaman dan terorisme bukan jihad”. Terorisme tidak mengenal agama apapun. Game ini Khusus untuk menanamkan
pemaham anak-anak dari bahayanya terorisme.
Demikian pola dengan upaya preventif yaitu
mencegah timbulnya gangguan kamtibmas melalui upaya-upaya pembinaan masyarakat,
seperti Polmas (Pemolisian Masyarakat),
polisi telah berupaya semaksimal mungkin menjaga situasi kondusif disemua wilayah
Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke termasuk mengantisipasi munculnya aksi
terror dibeberapa daerah yang rawan konflik. tujuannya guna untuk menjaga kedaulatan
bangsa Indonesia dari segelintir kelompok yang ingin menghancurkan NKRI.
Yang terakhir yang patut kita
acungi jempol dalam
upaya Polri menjaga ketertiban dimasyarakat adalah dengan upaya represif yaitu melakukan
penegakkan hukum. Sudah banyak aksi Polri dalam menggagalkan upaya teror di Indonesia
termasuk menangkap pelaku teror, seperti Bom Sarinah di Jakarta
beberapa waktu lalu yang juga menimbulkan beberapa korban dan berakhir dengan aksi
dramatis.
Hal itu berpengaruh dalam meningkatnya citra Polri di masyarakat.
Kini profesionalisme Polri
kembali ditunjukan dengan berhasil menembak mati Santoso,
salah-satu pelaku aksi terror di daerah rawan konflik yang menjadi target utama.
Bersama dengan TNI yang tergabung dalam Operasi Tinombala,
polisi berhasil mematahkan aksi terror yang di lakukan Santoso dan kawan-kawannya.
Bahkan situasi terakhir, tim ini telah berhasil menangkap istri Santoso di Poso.
Semua itu belum bisa dikatakan
berhasil jika masih ada aksi-aksi terror yang mengancam bangsa Indonesia.
Pernyataan ini ditegaskan Kapolri beberapa saat setalah berhasil menggulung kelompok
Santoso Cs. Polri beserta TNI akan terus berupaya menumpas aksi teor yang
terjadi di Indonesia.
Hal inilah yang perlu kita
apresiasikan bersama, betapa berat peran Polri dalam memelihara keamanan di seluruh
daerah di Indonesia dan tugas penting lainnya yang perlu mendapat dukungan
dari masyarakat demi terciptanya ketertiban dan keamanan mayarakat Indonesia.
Seorang anggota polisi dituntut
untuk memiliki sikap
yang tegas dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Apabila salah-satu tidak tepat
dalam menentukan atau mengambil sikap, maka tidak mustahil akan mengurangi
kepercayaan masyarakat terhadap Polri. (Penulis;
AKP Tegar Wicaksono)