
Pagi itu, mantan Kepala
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag
ESDM) Jember, tengah bersiap. Dia mengenakan topi putih dan kaos biru tua.
Tangannya, menggenggam kedua ujung karung berwarna cokelat, sementara kakinya,
bersiap disudut karung bagian bawah.
Pak Ahmad, panggilan pria
bernama lengkap Ahmad Sudiono ini, adalah satu dari 25 orang yang ikut dalam
lomba tersebut. Dia mendapat dukungan terbanyak, karena memang dikenal ulung
dalam lomba balap karung. Yang unik, dalam lomba ini peserta laki-laki dan
perempuan tak dipisah, mereka berlomba menjadi satu.
Saat berlomba, aksi Pak Ahmad
berbeda dari peserta lainnya. Jika peserta lain melompat, ia seperti berlari.
Itu karena tubuh rampingnya membawa keuntungan, sehingga ada cukup ruang bagi
dia untuk berlari. Praktis, Ahmad Sudiono tak terkejar oleh lawan-lawannya.
Sorak sorai penonton pun
mengiringi peluit aba-aba yang ditiup juri. Mereka menyemangati jagoan
masing-masing. “Semangat, Pak Ahmad!
Semangat, Pak! Sampeyan (anda) pasti menang!” teriak Erfan, salah seorang
penghuni Lapas Senin (15/8),
Hasilnya, mantan Kepala Dinas
Pendidikan Jember itu menang. Terpidana korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) ini,
mampu menyingkirkan para peserta lainnya. “Dulu, saat ada lomba balap karung di
Alun-alun Jember, saya juga menang. Bahkan saat itu lomba tingkat kabupaten,”
kata Ahmad, usai mengikuti lomba.
Sementara itu, Kepala
Lapas Kelas II A Jember, Tejo Herwanto mengatakan, bahwa lomba balap karung
tersebut merupakan salah-satu perlombaan dari rangkaian kegiatan yang dilakukan
lapas dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke-71.