Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Walaupun tidak menggantikan secara penuh, obat kimia atau modern, Jamu Tradisional
warisan budaya bangsa secara turun menurun ini masih terbuka lebar peluangnya.
"Kegiatan ini diikuti sebanyak 25 peserta. Hasil
dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan pangan khusunya aspek
kesehatan bagi pelanggan jamu sehingga berkontribusi bagi peningkatan kesehatan
masyarakat selaku konsumen jamu" terangnya. (edw)
Hal
ini lantaran kesadaran masyarakat Indonesia untuk back to nature atau kembali
ke alam semakin hari semakin meningkat, disamping itu penggunaan jamu yang
terbuat dari bahan alam ini sudah menjadi tradisi bangsa yang sudah
turun-temurun.
Menurut
Naning Retnowati, S.TP, MP tampak beberapa sentra usaha dan jenis usaha ini banyak
dijumpai di Kabupaten Jember khususnya di Kecamatan Sumbersari, salah satunya
adalah usaha jamu tradisional milik Bapak Sutikno dan Bu Sukiyem.
"Bapak
Sutikno memulai usaha dari tahun 1990 dan senantiasa melakukan upaya perbaikan
kualitas pada produk jamunya supaya jauh lebih baik dari sebelumnya agar
pelanggan semakin merasakan dampak positif pada produk jamu ini" Tuturnya.
Untuk
melestarikan pengabdian masyarakat Pusat
Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Jember (Polije), Naning
Retnowati, S.TP, M.P. dan dr. Rinda Nurul Karimah., M.Kes dan mahasiswa menggelar
pelatihan bertema penerapan keamanan pangan dan hygiene pada produk jamu
tradisional.
Menurut
dr. Rinda Nurul Karimah, M. Kes kegiatan dilakukan dengan pelatihan dan
pembimbingan manajemen usaha, pemasaran dan keamanan pangan melalui penerapan
hygiene pada produk jamu mulai produksi, pengemasan dan pemasaran.